ANALISIS WACANA PUISI JAWA DALAM HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi konteks kultural, mendeskripsikan konteks situasi serta mendiskripsikan tanggapan mahasiswa pada wacana puisi jawa “geguritan” dalam harian Solopos. Penyediaan data digunakan metode simak. Teknik lanjutannya digunakan teknik pustaka, teknik catat, dan teknik...

全面介绍

Saved in:
书目详细资料
主要作者: PURWITOSARI, ANJAR
格式: Thesis
语言:English
English
出版: 2010
主题:
在线阅读:https://eprints.ums.ac.id/9751/
标签: 添加标签
没有标签, 成为第一个标记此记录!
实物特征
总结:Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi konteks kultural, mendeskripsikan konteks situasi serta mendiskripsikan tanggapan mahasiswa pada wacana puisi jawa “geguritan” dalam harian Solopos. Penyediaan data digunakan metode simak. Teknik lanjutannya digunakan teknik pustaka, teknik catat, dan teknik wawancara. Analsis data yang digunakan adalah metode padan dan metode interaktif. Metode padan digunakan untuk menganalisis konteks kultural dan konteks situasi baik konteks fisik, epistermis. Adapun metode interaktif digunakan untuk menganalis hasil wawancara yang digunakan untuk mencari tanggapan masyarakat. Adapun penyajian hasil analisis digunakan metode penyajian informal. Hasil penelitian ditemukan terdapat konteks kultural di dalam wacana puisi Jawa dan “geguritan” Konteks Kultural berhubungan dengan adat istiadat, kebudayaan maupun berhubungan agama. Berdasarkan konteks situasinya dapat diklasifikasikan menjadi konteks fisik, konteks epistermis, dan konteks sosial. Konteks fisik yaitu menunjukkan waktu, tempat, proses atau keadaan tertentu. Konteks epistermis berhubungan dengan latar belakang yang diketahui oleh penutur maupun mitra tutur. Konteks sosial berhubungan dengan tingkat/status sosial dan tingkat ekonomi masyarakat. Adapun tanggapan mahasiswa antara lain malas melaksanakan sholat karena kantuk, terlambat datang karena macet, menilai orang bukan dari bentuk fisik semata, penggambaran sosok seorang ayah, hidup bermasyarakat harus menjaga perilaku dan perkataan, penggambaran zaman sekarang akibat ulah rakyatnya sendiri, jika kita sukses tidak boleh lupa dengan saudara, pemerintahan yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.