HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA AWAL PERKAWINAN PASANGAN BERSTATUS MAHASISWA

Begitu pentingnya keharmonisan keluarga bagi pembangunan generasi muda yakni anak sebagai anggota keluarga, sehingga diharapkan setiap pasangan suami istri mengupayakan terjadinya keharmonisan dan keselarasan dalam keluarganya. Banyak faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga, dan salah satu fa...

詳細記述

保存先:
書誌詳細
第一著者: RACHMAWATI, SUSI
フォーマット: 学位論文
言語:English
English
出版事項: 2010
主題:
オンライン・アクセス:https://eprints.ums.ac.id/10402/
タグ: タグ追加
タグなし, このレコードへの初めてのタグを付けませんか!
その他の書誌記述
要約:Begitu pentingnya keharmonisan keluarga bagi pembangunan generasi muda yakni anak sebagai anggota keluarga, sehingga diharapkan setiap pasangan suami istri mengupayakan terjadinya keharmonisan dan keselarasan dalam keluarganya. Banyak faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga, dan salah satu faktornya yakni apabila antara suami dan istri bisa saling menyesuaikan diri, bisa saling menerima dan saling mengerti kekurangan serta kelebihan masing-masing, yang disebut dengan penyesuaian perkawinan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penyesuaian perkawinan dengan keharmonisan keluarga pada awal perkawinan pasangan berstatus mahasiswa, sehingga penulis mengajukan hipotesis bahwa ”ada hubungan positif antara penyesuaian perkawinan dengan keharmonisan keluarga pada awal perkawinan pasangan berstatus mahasiswa”. Subjek penelitian berjumlah 40 orang yang terdiri atas 9 subjek dari fakultas Ilmu Kesehatan, fakultas Psikologi 13 subjek, FKIP 11 subjek, fakultas Hukum 3 subjek, fakultas Ekonomi 4 subjek. Teknik pengambilan sampel adalah incidental sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian ada 2 macam alat ukur, yaitu : (1) skala keharmonisan keluarga, dan (2) skala penyesuaian perkawinan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis diperoleh rxy sebesar 0,439 dengan p<0,01, yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara penyesuaian perkawinan dengan keharmonisan keluarga. Semakin tinggi penyesuaian perkawinan individu maka semakin tinggi pula keharmonisan keluarga, dan begitu juga sebaliknya. Rerata empirik variabel penyesuaian perkawinan sebesar 123,750 dengan rerata hipotetik sebesar 105. Jadi rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya subjek mempunyai penyesuaian perkawinan kategorisasinya tinggi, sedangkan rerata empirik variabel keharmonisan keluarga sebesar 137,425 dengan rerata hipotetik sebesar 110. Jadi rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya subjek mempunyai keharmonisan keluarga yang tinggi. Sumbangan efektif penyesuaian perkawinan terhadap keharmonisan keluarga (SE) sebesar 19,3 %. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara penyesuaian perkawinan dengan keharmonisan keluarga.