GAMBARAN PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI-JUNI TAHUN 2009

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan dan termasuk penyakit yang harus segera diatasi sebelum komplikasi dan akibat buruk lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengobatan pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode...

全面介绍

Saved in:
书目详细资料
主要作者: Christy, Dessy
格式: Thesis
语言:English
English
出版: 2010
主题:
在线阅读:https://eprints.ums.ac.id/10132/
标签: 添加标签
没有标签, 成为第一个标记此记录!
实物特征
总结:Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan dan termasuk penyakit yang harus segera diatasi sebelum komplikasi dan akibat buruk lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengobatan pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten periode Januari-Juni tahun 2009 yang meliputi jenis obat, golongan obat, variasi jumlah obat antihipertensi, dosis obat, frekuensi dan lama pemberian serta kesesuaian dengan JNC VII (2006). Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat non eksperimental dengan rancangan penelitian observasional menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengobatan hipertensi pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten meliputi jenis dan golongan obat, variasi jumlah obat antihipertensi, dosis, frekuensi, lama pemberian dan kesesuaian dengan standar JNC VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus hipertensi yang diteliti sebagai sampel penelitian periode Januari-Juni tahun 2009 adalah 94 kasus. Antihipertensi yang banyak digunakan yaitu golongan ACE Inhibitor dan jenis obatnya kaptopril sebesar 94,68%. Jika penggunaan obat antihipertensi diperbandingkan dengan The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) diketahui bahwa jenis dan golongan obat yang digunakan sudah sesuai sementara yang belum sesuai yaitu dosis obat dan frekuensi sebanyak 19 pasien (9,69%).