EVALUASI PENGGUNAAN ANALGETIK-ANTIPIRETIK PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

Demam berdarah dengue merupakan satu permasalahan kesehatan pada masyarakat yang sangat signifikan. Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif dan tidak aman, telah menjadi masalah tersendiri dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu dilaksanakan evaluasi ketepatan obat, untuk mencapai pen...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
1. Verfasser: Bilkisti, Arini
Format: Abschlussarbeit
Sprache:English
English
Veröffentlicht: 2010
Schlagworte:
Online Zugang:https://eprints.ums.ac.id/10125/
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Demam berdarah dengue merupakan satu permasalahan kesehatan pada masyarakat yang sangat signifikan. Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif dan tidak aman, telah menjadi masalah tersendiri dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu dilaksanakan evaluasi ketepatan obat, untuk mencapai pengobatan yang efektif, aman dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan pemilihan obat analgetik-antipiretik pada pasien anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2009. Penelitian yang dilakukan bersifat non eksperimental secara retrospektif dan dianalisis dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari catatan rekam medik pada pasien anak demam berdarah di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan umur 2-12 tahun selama tahun 2009. Data yang dianalisis meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis pada pemberian analgetik-antipiretik yang disesuaikan dengan standar pengobatan demam berdarah. Hasil penelitian dari 64 pasien yang mendapat terapi analgetik-antipiretik, ditemukan adanya 51 kasus atau 80% tepat indikasi, 63 kasus atau 98% tepat obat, 64 kasus atau 100% tepat pasien dan 8 kasus atau 12,5% tepat dosis meliputi 2 kasus atau 4% besaran kurang dan 54 kasus atau 96% frekuensi kurang dari 56 kasus ketidaktepatan dosis.