PROSES KREATIF PERANCANGAN ARSITEKTUR MASJID ERA PEMERINTAHAN SOEKARNO DAN SOEHARTO
Masjid memiliki makna tempat bersujud bagi umat islam, serta memiliki peranan yang sangat penting bagi umat islam baik dari segi pelayanan ibadah dan pemberdayaan umat. Terbangunnya masjid-masjid di Indonesia pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda, namun ada hal yang dapat mempengaruhi terb...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | UMS Journal (OJS) |
Language: | indonesia |
Published: |
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2021
|
Subjects: | |
Online Access: | https://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika/article/view/11790 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Masjid memiliki makna tempat bersujud bagi umat islam, serta memiliki peranan yang sangat penting bagi umat islam baik dari segi pelayanan ibadah dan pemberdayaan umat. Terbangunnya masjid-masjid di Indonesia pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda, namun ada hal yang dapat mempengaruhi terbangunnya sebuah masjid yaitu Proses kreatif masing-masing Presiden, pengaruh kekuasan dan budaya. Tidak hanya bangunan-bangunan monument saja yang memiliki pengaruh kekuasaan dan pengalaman.. Kini masjid pun bisa menjadi ekspresi dari kekuasaan orang yang diberi amanah pada masa itu. Tujuan penulisan ini adalah agar khalayak dapat mengetahui bahwasanya Presiden mempunyai kuasa dalam membangun negara dengan berdasarkan pengalaman pribadi yang dilaminya serta menghasilkan perbedaan perkembangan arsitektur yang istimewa. Penulisan ini menggunakan pendekatan sejarah dan literatur serta pendekatan secara arsitektural yaitu mengamati dari gaya, arsitektur. Hasil penulisan ini membawa kesimpulan bahwa Soekarno memiliki gagasan yang modern dan monumental dan Soeharto lebih mengusung gagasan arsitektur bernuansa lokal. Proses kreativitas seseorang tidak akan berhenti dan akan selalu berproses berdasarkan latar belakang budaya mereka berasal, pengalaman hidup yang menjadi identitas sang presiden yang berkuasa pada masa tersebut. |
---|