EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR

Krisis ekonomi pada tahun 1998 berdampak pada semua sektor ekonomi baik makro maupun mikro, sehingga berpengaruh terhadap kekuatan finansial perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh depresiasi mata uang rupiah terhadap Dollar US$, sehingga meningkatkan biaya operasi. Pene...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SUSANTO, ARIS
Format: Thesis
Language:English
English
Published: 2010
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/9812/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Krisis ekonomi pada tahun 1998 berdampak pada semua sektor ekonomi baik makro maupun mikro, sehingga berpengaruh terhadap kekuatan finansial perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini terutama disebabkan oleh depresiasi mata uang rupiah terhadap Dollar US$, sehingga meningkatkan biaya operasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah krisis ekonomi pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 38 perusahaan manufaktur pada periode tahun 1996-2003. Sampel perusahaan dipilih secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan periode jendela (windows period) yaitu 2 tahun sebelum krisis yaitu 1996-1997 dan 5 tahun sesudah krisis (1999-2003). Perhitungan dalam pengukuran variabel adalah dengan menghitung kinerja keuangan likuiditas, rentabilitas, dan solvabilits. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dan Paired Sample t test.. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di BEI pada periode sebelum dan sesudah krisis moneter. Hasil analisis Paires Sample t test memperoleh nilai thitung untuk variabel current ratio (12,117), quick ratio (11,485), cash ratio (10,701), debt equity ratio (11,295), debt to total asset (4,959), rasio rentabilitas modal sendiri (3,935), dan rasio rentabilitas ekonomi (13,322) diterima pada taraf signifikansi 5%. (2) Kinerja keuangan perusahaan manufaktur di BEI mengalami penurunan setelah terjadi krisis moneter.