PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI FEBRUARI–MARET 2010
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk kata ulang bahasa Indonesia, mengetahui arti kata ulang bahasa Indonesia, serta menunjukkan pola pengkalimatan kata ulang bahasa Indonesia yang terdapat dalam cerita pendek pada surat kabar Jawa Pos edisi Februari–Maret 2010. Objek dan data d...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English |
Published: |
2010
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/9689/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk kata ulang bahasa Indonesia, mengetahui arti kata ulang bahasa Indonesia, serta menunjukkan pola pengkalimatan kata ulang bahasa Indonesia yang terdapat dalam cerita pendek pada surat kabar Jawa Pos edisi Februari–Maret 2010.
Objek dan data dalam penelitian ini berupa satuan lingual kata ulang yang terdapat dalam cerita pendek pada surat kabar Jawa Pos edisi Februari–Maret 2010. Sumber penelitian ini didapat dari cerpen pada surat kabar Jawa Pos edisi Februari–Maret 2010. Teknik analisis datanya menggunakan metode agih. Metode penyediaan data dalam penelitian menggunakan teknik simak, teknik catat, dan kemudian klasifikasi. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode penyajian informal. Hasil penelitian menemukan 5 jenis bentuk kata ulang, diantaranya 22 kata ulang dwilingga, 3 kata ulang dwipurwa, 9 kata ulang berimbuhan atau afiks, 3 kata ulang dwilingga salinsuara, dan 3 kata ulang semu. Arti kata ulang terdiri dari arti banyak atau bermacam-macam, menyerupai atau menirukan, arti berusaha melakukan sesuatu, arti sifat atau keadaan, arti suatu tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang, arti suatu pekerjaan yang dilakukan dengan seenaknya, arti menyatakan agak atau hampir, arti menyatakan intensitas, arti menyatakan saling, dan arti menyatakan salalu. Berikutnya pola pengkalimatan kata ulang ada 4 yaitu: pola yang menunjukkan subjek–predikat (S–P) ditemukan 1 data, pola subjek–predikat–objek (S–P–O) terdapat 3 data, selanjutnya yang menunjukkan pola subjek–predikat–objek–keterangan (S–P–O–K) ada 2 data, dan pola subjek–predikat–keterangan (S–P–K) terdapat 2 data.
|
---|