PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN (Studi Situs SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik pengelolaan sarana prasarana pembelajaran di SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik pengelolaan gedung/ruang belajar sebagai pendukung pembelajaran di SMP...
Guardado en:
Autor principal: | |
---|---|
Formato: | Tesis |
Lenguaje: | English English |
Publicado: |
2010
|
Materias: | |
Acceso en línea: | https://eprints.ums.ac.id/9638/ |
Etiquetas: |
Agregar Etiqueta
Sin Etiquetas, Sea el primero en etiquetar este registro!
|
Sumario: | Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik pengelolaan sarana prasarana pembelajaran di SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik
pengelolaan gedung/ruang belajar sebagai pendukung pembelajaran di SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora dan mendeskripsikan Karakteristik perawatan gedung/ruang belajar di SMP Negeri 1 Kedungtuban, Blora.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian. Desain penelitian ini menggunakan laporan studi situs karena sesuai bagi penyajian realitas
multiperspektif dengan kekayaan deskripsinya. Pengumpulan data dilakukan dengan 1) wawancara dengan kepala sekolah, para guru dan petugas penjaga sekolah, 2) observasi di lokasi penelitian, 3) dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) pengelolaan gedung dan ruang kelas dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. SMP 1 Kedungtuban pernah menumpang dengan sekolah lain karena ketiadaan gedung. Seiring dengan
perkembangannya, SMP 1 Kedungtuban mulai mempunyai gedung secara mandiri.2) jumlah gedung ditambah sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas. 3) jumlah kelas yang ada saat ini sudah ideal dan disesuaikan dengan jumlah
rombongan belajar sehingga tidak perlu untuk ditambah lagi. 4) pembangunan gedung dan ruang kelas menggunakan proyek dan bantuan dana dari pemerintah. 5) sekolah menunjuk petugas penjaga sekolah untuk melakukan perawatan
terhadap terhadap sejumlah fasilitas pembelajaran secara rutin dan berkelanjutan. 6) wali kelas mempunyai kewajiban untuk mengkoordinasikan anak didiknya dalam menjaga kondisi ruang kelas agar dapat digunakan menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran secara aman dan nyaman. Saran dari penelitian ini menyatakan bahwa 1) jumlah kelas harus disesusaikan dengan ketersedian lahan dan kemampuan sumber daya manusia agar tidak terjadi permasalahan baru. 2)
perawatan terhadap fasilitas pembelajaran merupakan dilakukan secara sistemik yang melibatkan seluruh warga sekolah karena sekolah merupakan sebuah system yang saling berkaitan satu dengan yang lain. |
---|