HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR
Pada industri penggilingan padi terdapat suara bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin. Bising mesin ini cukup tinggi sehingga dapat berpengaruh langsung pada tenaga kerja maupun orang lain yang berada ditempat kerja yaitu berupa gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi, gangguan kenyamanan penden...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English |
Published: |
2010
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/9450/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Pada industri penggilingan padi terdapat suara bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin. Bising mesin ini cukup tinggi sehingga dapat berpengaruh langsung pada tenaga kerja maupun orang lain yang berada ditempat kerja yaitu berupa gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi, gangguan kenyamanan pendengaran. Pendengaran akibat terpapar suara yang bising atau Noise Induced Hearing Loss (NHL) merupakan salah satu penyakit akibat kerja paling banyak dijumpai di perusahaan. gangguan pendengaran berupa penurunan fungsi indera pendengaran akibat terpapar oleh bising dengan intensitas yang berlebih terus-menerus dalam waktu lama. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan sebelumnya pekerja di tempat penggilingan padi tidak menggunakan alat pelindung telinga (Ear Protector) dan pelindung hidung (masker) sehingga rentan terkena kebisingan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kebisingan dengan fungsi pendengaran pada pekerja penggilingan padi di Colomadu Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif correlative dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Sampel yang diambil adalah semua pekerja di penggilingan padi di daerah Colomadu yang berjumlah 42 responden dari 11 tempat penggilingan padi, sehingga teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Variabel kebisingan mesin diukur dengan alat sound level meter Jika mesin penggilingan memiliki NAB ≤ 85 dB, berarti negatif yang artinya mesin tidak bising, sedangkan jika mesin penggilingan memiliki NAB > 85 dB, berarti positif yang artinya mesin bising. Variabel fungsi pendengaran diukur dengan audiometri, dengan nilai 0-25 dB berarti telinga dalam kondisi normal, 26-40 dB berarti tuli ringan, 41-60dB berarti tuli sedang, 61-90db berarti tuli berat dan jika diukur memiliki >90dB. Analisis statistik menggunakan uji non parametrik Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan : Intensitas bising mesin mayoritas mempunyai NAB lebih dari 85 dB 8 tempat penggilingan (72,3%). Mayoritas responden mengalami gangguan fungsi pendengaran yaitu 17 responden (40,5%). Ada hubungan antara kebisingan mesin dengan fungsi pendengaran pada pekerja penggilingan padi di Colomadu Karanganyar dengan p= 0,032. |
---|