ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : ” FRAKTUR FEMUR 1/3 MEDIAL ” DI BANGSAL MAWAR II RSUD DR MOEWARDI

Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian). Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu : fraktur akibat peristiwa trauma, fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan, dan fraktur patolo...

Olles dieđut

Furkejuvvon:
Bibliográfalaš dieđut
Váldodahkki: PUSPARIN, PUSPARIN
Materiálatiipa: Oahppočájánas
Giella:English
English
Almmustuhtton: 2010
Fáttát:
Liŋkkat:https://eprints.ums.ac.id/9390/
Fáddágilkorat: Lasit fáddágilkoriid
Eai fáddágilkorat, Lasit vuosttaš fáddágilkora!
Govvádus
Čoahkkáigeassu:Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian). Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu : fraktur akibat peristiwa trauma, fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan, dan fraktur patologik karena kelemahan pada tulang. Data yang diperoleh dari RSO Dr. Soeharso Surakarta menunjukkan bahwa jumlah penderita fraktur pada tahun 2009 mencapai 3215 kasus. (RSO Dr. Soeharso Surakarta tahun 2009). Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mendapatkan gambaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. K dengan gangguan sistem muskuloskeletal : ”Fraktur Femur 1/3 Medial” di bangsal mawar II RSUD Dr Moewardi. Jenis penelitian yang digunakkan adalah deskriptif dengan metode studi kasus. Masalah keperawatan dalam teori adalah nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang, kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neurovaskuler, kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pemasangan traksi pen, dan resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan tak adekuatnya pertahanan primer. Masalah keperawatan yang muncul pada Tn. K adalah nyeri akut berhubungan dengan fraktur, kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neurovaskuler, kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pemasangan traksi pen, dan kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis penyakit berhubungan dengan kurang informasi. Kesimpulan yang diperoleh penulis setelah melakukan asuhan keperawatan secara langsung terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus Tn. K pada diagnosa keperawatan. Semua diagnosa yang muncul dapat teratasi sebagian. Disarankan pasien dengan fraktur, perlu mendapat pertolongan dan pelayanan kesehatan sehingga dapat meminimalkan resiko / komplikasi lanjut dari fraktur.