EVALUASI DIRI PADA REMAJA PELAKU SEKS PRANIKAH
Media elektronik dan media cetak banyak memberitakan tentang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, khususnya dalam perilaku seks. Banyak remaja awal belum memahami apa itu seks, akan tetapi remaja sudah melakukan seks. Evaluasi diri bagi remaja dibutuhkan untuk meningkatkan komponen fleksi...
Đã lưu trong:
Tác giả chính: | |
---|---|
Định dạng: | Luận văn |
Ngôn ngữ: | English English |
Được phát hành: |
2010
|
Những chủ đề: | |
Truy cập trực tuyến: | https://eprints.ums.ac.id/9290/ |
Các nhãn: |
Thêm thẻ
Không có thẻ, Là người đầu tiên thẻ bản ghi này!
|
Tóm tắt: | Media elektronik dan media cetak banyak memberitakan tentang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, khususnya dalam perilaku seks. Banyak remaja awal belum memahami apa itu seks, akan tetapi remaja sudah melakukan seks. Evaluasi diri bagi remaja dibutuhkan untuk meningkatkan komponen fleksibilitas, mencari dan menggunakan informasi, motivasi dan kemampuan untuk keluar dari penyimpangan yang telah dilakukan, seperti penyimpangan seks pranikah.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memahami dinamika psikologi evaluasi diri pada remaja yang melakukan perilaku seks pranikah.
Melalui studi kualitatif dan dengan pendekatan fenomenologis, dilakukan interviu dan observasi pada 3 orang remaja yang pernah menjalani perilaku seks pranikah dengan latar belakang yang berbeda-beda, yaitu masih pelajar SMA, sudah bekerja, dan masih kuliah. Ketiga informan berdomisili di kota Solo.
Hasil penelitian ini adalah proses evaluasi diri yang dilakukan meliputi:
1) menyendiri, merenung, menyesali perilakunya selama ini; 2) pemahaman
akan perilaku seks pranikahnya; 3) berusaha memperbaiki akar permasalahan (penyebab informan melakukan seks pranikah); 4) tindakan yang dilakukan untuk merubah perilakunya selama ini. Faktor pengetahuan tentang perilaku seks dan resiko yang timbul turut berperan dalam perilaku seks pranikah pada remaja.
Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu evaluasi diri pada remaja pelaku seks pranikah dilakukan setelah pelaku mengalami peristiwa yang menimbulkan shock, seperti: pelecehan seksual, kehamilan yang tidak direncanakan dan kehilangan orang yang disayangi.
|
---|