KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2009
Tingginya prevalensi infeksi saluran pernafasan akut serta dampak yang ditimbulkannya membawa akibat pada tingginya konsumsi obat bebas (seperti anti influenza, obat batuk, multivitamin) dan antibiotik. Antibiotik merupakan obat anti infeksi yang secara drastis telah me...
Na minha lista:
Autor principal: | |
---|---|
Formato: | Tese |
Idioma: | English English |
Publicado em: |
2010
|
Assuntos: | |
Acesso em linha: | https://eprints.ums.ac.id/9159/ |
Tags: |
Adicionar Tag
Sem tags, seja o primeiro a adicionar uma tag!
|
Resumo: | Tingginya prevalensi infeksi saluran pernafasan akut serta dampak yang
ditimbulkannya membawa akibat pada tingginya konsumsi obat bebas (seperti
anti influenza, obat batuk, multivitamin) dan antibiotik. Antibiotik merupakan
obat anti infeksi yang secara drastis telah menurunkan morbiditas dan mortalitas
berbagai penyakit infeksi, sehingga penggunaannya meningkat tajam. Penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji tentang penggunaan antibiotik pada pasien anak
rawat jalan penyakit infeksi saluran pernafasan akut di RSUD Kabupaten Batang
tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang dirancang
secara deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah anak‐anak usia 1‐12 tahun
dengan diagnosis tunggal yaitu infeksi saluran pernafasan akut yang
mendapatkan terapi antibiotik di RSUD Kabupaten Batang. Pengambilan sampel
menggunakan metode Stratified Probability Random Sampling yaitu
menstratifikasikan populasi menurut pengelompokkan jumlah pasien menurut
jenis penyakit tiap bulan di tahun 2009. Berdasarkan jumlah kasus yang diambil
dapat dilihat ketepatan pengunaan antibiotik sesuai parameter yang digunakan
yakni tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis dengan menggunakan acuan dari
buku “Pharmaceutical Care Untuk Infeksi Saluran Pernafasan” dan aturan dosis
pada “Handbook of Clinical Drug Data” dan “Pediatric Dosage Handbook”.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat jumlah kasus yang memenuhi tepat
indikasi sebanyak 100 kasus (100%), tepat obat sebanyak 100 kasus (100%) dan
tepat dosis sebanyak 80 kasus (80%). Ketidaktepatan dosis sebanyak 20 kasus
(20%).
|
---|