ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada perusahaan yang go public. Faktor yang diteliti meliputi reputasi underwriter, financial leverage, dan return on assets (ROA). Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei empiris terhadap da...

Cur síos iomlán

Sábháilte in:
Sonraí bibleagrafaíochta
Príomhchruthaitheoir: RAHAYU , ENI
Formáid: Tráchtas
Teanga:English
English
Foilsithe / Cruthaithe: 2010
Ábhair:
Rochtain ar líne:https://eprints.ums.ac.id/8924/
Clibeanna: Cuir clib leis
Níl clibeanna ann, Bí ar an gcéad duine le clib a chur leis an taifead seo!
Cur síos
Achoimre:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada perusahaan yang go public. Faktor yang diteliti meliputi reputasi underwriter, financial leverage, dan return on assets (ROA). Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei empiris terhadap data sekunder di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan listing di BEI pada periode tahun 2005-2008. Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria perusahaan underpricing. Data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006–2009 dan IDX Statistik tahun 2009. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji F, uji t, uji R2, dan pengujian asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi underwriter tidak berpengaruh tehadap underpricing, dan H1ditolak pada taraf signifikansi 5%. Artinya pasar saham memiliki kepercayaan yang sama kepada seluruh underwriter baik yang bereputasi maupun tidak bereputasi. Variabel financial leverage berpengaruh negatif terhadap underpricing, Dan H2 diterima pada taraf signifikansi 5%. Artinya financial leverage memiliki implikasi terhadap penurunan harga saham setelah IPO. Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif terhadap underpricing, dan H3 diterima pada taraf signifikansi 5%. Artinya profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan minat investor untuk membeli saham perusahaan sehingga akan berakibat harga saham meningkat dan tidak terjadi underpricing.