KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010
Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan : 1) bentuk-bentuk deiksis sosial, 2) kategori deiksis sosial, dan 3) fungsi pemakaian deiksis sosial dalam Tajuk Rencana Harian Solopos Edisi Januari-Februari 2010. Objek penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam Tajuk Rencana Harian Solopos...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English |
Published: |
2010
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/8510/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan : 1) bentuk-bentuk deiksis sosial, 2) kategori deiksis sosial, dan 3) fungsi pemakaian deiksis sosial dalam Tajuk Rencana Harian Solopos Edisi Januari-Februari 2010.
Objek penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam Tajuk Rencana Harian Solopos Edisi Januari-Februari 2010. Data penelitian berupa kata, frase, dan klausa yang mengandung deiksis sosial yang ditemukan dalam sumber data, bentuk kata seperti : raja, istri, tewas, mafia, gubernur, guru, upah, kukut, gaji; bentuk frase meliputi: Menko Kesra Agung Laksono, sepeninggal, almarhum Prof. Satjipto Rahardjo, Sang Ratu Adil, Menkeu Sri mulyani Indrawati, akan dijebloskan, KH. Abdurahman Wahid alias Gus Dur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan bentuk klausa, seperti: seret ke meja hijau. Sumber data penelitian ini adalah Tajuk Rencana Harian Solopos edisi Januari-Februari 2010. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial dan metode agih dengan menggunakan teknik baca markah.
Bentuk-bentuk deiksis yang dapat ditemukan : a) bentuk-bentuk deiksis sosial yang berupa kata; b) bentuk-bentuk deiksis sosial yang berupa frase; dan c) bentuk-bentuk deiksis sosial berupa klausa. Kategorisasi deiksis sosial terdiri atas honorifik dan eufemisme. Honorifik meliputi deiksis sosial yang berhubungan dengan jabatan dan gelar. Deiksis sosial yang berupa jabatan, yaitu : (1) jabatan presiden, (2) jabatan gubernur, walikota, bupati, (3) jabatan ketua, wakil ketua, (4) jabatan direktur. Deiksis sosial yang berupa gelar dan profesi, yaitu : (1) penggunaan gelar akademik, (2) penggunaan gelar dalam keagamaan, (3) deiksis sosial yang berhubungan dengan profesi. Bentuk eufemisme terdiri atas (1) deiksis sosial yang bermakna positif, dan (2) deiksis sosial yang bermakna negatif. Fungsi pemakaian deiksis sosial, yaitu : (a) sebagai pembeda tingkat sosial seseorang; (b) untuk menjaga sopan santun berbahasa; dan (3) untuk menjaga sikap sosial kemasyarakatan.
|
---|