ANALISIS TINDAK TUTUR WACANA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI FEBRUARI 2010 (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan ciri-ciri kebahasaan tindak tutur wacana iklan lowongan pekerjaan yang terdapat pada surat kabar harian Solopos meliputi hal-hal berikut, yaitu : ejaan, diksi, kalimat, dan campur kode; (2) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur wacana iklan lowon...
Saved in:
主要作者: | |
---|---|
格式: | Thesis |
语言: | English English |
出版: |
2010
|
主题: | |
在线阅读: | https://eprints.ums.ac.id/8481/ |
标签: |
添加标签
没有标签, 成为第一个标记此记录!
|
总结: | Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan ciri-ciri kebahasaan tindak tutur wacana iklan lowongan pekerjaan yang terdapat pada surat kabar harian Solopos meliputi hal-hal berikut, yaitu : ejaan, diksi, kalimat, dan campur kode; (2) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur wacana iklan lowongan pekerjaan yang terdapat pada surat kabar harian Solopos meliputi hal-hal berikut, yaitu: pelanggaran-pelanggaran terhadap maksim, dan bentuk tindak tutur melalui tinjauan pragmatik; (3) Menemukan ciri-ciri wacana iklan lowongan pekerjaan yang terdapat pada surat kabar harian Solopos. Hasil penelitian ini antara lain: pertama ciri-ciri kebahasaan tindak tutur wacana iklan lowongan pekerjaan yang terdapat pada surat kabar harian Solopos antara lain: terdapat ejaan, penggunaan gaya bahasa hiperbola dan gaya bahasa sinekdoke, adanya penggunaan kata ganti, kalimat yang digunakan berstruktur sangat panjang, dan terdapat campur kode dalam bahasa inggris. Kedua bentuk tindak tutur yang digunakan dalam tindak tutur wacana iklan lowongan pekerjaan pada surat kabar harian Solopos adalah tindak tutur langsung literal dan tindak tutur tidak langsung literal. Ketiga ciri-ciri wacana iklan lowongan pekerjaan pada surat kabar harian Solopos.Ciri-ciri tersebut sebagai berikut : (1) Penggunaan penanda hubung "& atau +" dan pemakaian huruf kapital untuk pementingan; (2) Pada pilihan kata (diksi), ciri yang menonjol adalah penggunaan gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa sinekdoke, dan penggunaan kata ganti; (3) Menggunakan kalimat berstruktur sangat panjang dan kalimat tutur; (4) Terdapat campur kode berupa dalam bahasa Inggris; (5) Tindak tutur yang digunakan adalah tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi; (6) Terjadi beberapa penyimpangan terhadap maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim pelaksanaan; dan (7) Bentuk tindak tuturnya adalah tindak tutur langsung literal dan tindak tutur tidak langsung literal.
|
---|