FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB – B Karnnamanohara Yogyakarta )
Penelitian ini berujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor strategik pemerolehan bahasa anak tunarungu. Faktor-faktor strategik yang terkait dengan manajemen strategik kepala sekolah, strategi guru, sarana prasarana dan iklim komunikasi organisasi di SLB B Karnnamanohara Yogyakarta. Pendekat...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English |
Published: |
2006
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/6905/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini berujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor strategik
pemerolehan bahasa anak tunarungu. Faktor-faktor strategik yang terkait dengan
manajemen strategik kepala sekolah, strategi guru, sarana prasarana dan iklim
komunikasi organisasi di SLB B Karnnamanohara Yogyakarta.
Pendekatan penelitian yang digunakan kualitatif fenomenologi. Sumber data
kepala sekolah dan guru SLB B Karnnamanohara serta dokumen. Teknik
pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data
dilakukan dengan trianggulasi. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif.
Hasil penelitian. 1) Kepala sekolah menerapkan manajemen strategik dengan
mengadakan analisis lingkungan, menetapkan visi, misi dan obyektif serta strategi.
Analisis lingkungan, di Yogyakarta belum ada sekolah yang menggunakan metode
oral. Penetapan visi, misi dan obyektif melibatkan seluruh warga sekolah. Formulasi
strategi dengan menawarkan penggunaan metode isyarat atau metode oral. Akhirnya
ditetapkan dengan metode oral dalam metode maternal reflekif. 2) Pelaksanaan
KBM diawali dengan pembuat program, silabus dan rencana pembelajaran. KBM
dilaksanakan dengan pendekatan percakapan dalam metode maternal relektif.
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara proses dan tes sumatif. Tindak lanjut
dilaksanakan melalui kegiatan bina wicara dan pengembangan bahasa. 3) Sarana
prasarana di kelas terdapat cermin, gambar-gambar serta warna. Setting kelas diatur
½ lingkaran. Ada beberapa kelas yang sudah dipasang resiver display. Terdapat
ruang khusus untuk bina wicara dan BPBI dengan peralatannya. 4) Iklim komunikasi
sekolah dibentuk melalui kepercayaan, pengambilan keputusan bersama, kejujuran,
informasi yang tebuka dan perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.
Kesimpulan peneliti, Pemerolehan bahasa anak tunarungu dapat dibantu
dengan dengan mendirikan sekolah berbasis oral, membiasakan anak bercakap,
strategi pembelajaran dengan metode maternal reflektif, di kelas disediakan cermin,
banyak gambar dan warna. Iklim komunikasi diciptakan kondusif. |
---|