KAJIAN PENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMENT JEMBATAN TIPE SPILL THROUGH DENGAN PROTEKSI TIANG TENGGELAM PADA KONDISI ADANYA ANGKUTAN SEDIMEN ( LIVE BED SCOUR ) UNTUK SALURAN BERBENTUK MAJEMUK
Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi antara aliran dengan material dasar sungai. Secara kenyataan di lapangan, gerusan yang terjadi pada abutmen jembatan adalah merupakan gerusan total, yaitu kombinasi antara gerusan lokal, gerusan umum dan gerusan akibat p...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English English English English |
Published: |
2007
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/13775/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi
antara aliran dengan material dasar sungai. Secara kenyataan di lapangan, gerusan
yang terjadi pada abutmen jembatan adalah merupakan gerusan total, yaitu
kombinasi antara gerusan lokal, gerusan umum dan gerusan akibat penyempitan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman gerusan yang terjadi di
sekitar abutmen dan pengendaliannya pada kondisi adanya angkutan sedimen
(live-bed scour). Dengan menggunakan tiang tenggelam.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sediment recirculation
flume. Dengan kondisi aliran permanen seragam (steady-uniform flow). Model
abutmen adalah tipe spill-through (ST). Model pengendali adalah tiang tenggelam
dengan kedalaman 3⁄4 h0, 1⁄2 h0, 1⁄4 h0, yang dipasang di kaki bantaran Kedalaman
gerusan di sekitar abutmen diukur setiap running selama 6 jam, dilakukan pada
posisi sembilan titik pengamatan.
Kedalaman gerusan maksimum pada kondisi live-bed scour (LBS) baik
tanpa proteksi maupun dengan proteksi tiang terjadi pada titik separasi aliran.
Proses kedalaman gerusan untuk kondisi live-bed scour (LBS), dengan
menggunakan proteksi maupun tanpa proteksi tiang pada akhirnya akan sampai
kepada kedalaman gerusan yang mencapai keseimbangan pada waktu tertentu.
Kontur gerusan di sekitar abutmen mempunyai bentuk yang hampir sama untuk
semua debit aliran dan juga untuk kondisi live-bed scour (LBS), yaitu lubang
gerusan berbentuk setengah sepatu kuda. Besarnya lubang gerusan sangat
dipengaruhi oleh besarnya kecepatan aliran, baik mempengaruhi ukuran panjang
maupun lebar lubang gerusan. Pemasangan tirai tunggal (1 tiang) tidak tenggelam
tepat di kaki bantaran sejauh jarak optimum (1,75 lb) mempunyai daya reduksi
kedalaman gerusan paling besar diantara tiang yang lain, yaitu sebesar 26,58%
pada kondisi LBS. Pemasangan tirai tunggal (1 tiang) dalam kondisi tenggelam di
bawah permukaan air pada kondisi live-bed scour (LBS) tidak menghasilkan daya
reduksi yang lebih bagus, melainkan menambah dalamnya gerusan karena
semakin menambah daya pusaran.
|
---|