PEMANFAATAN BATU BATA LIMBAH BANGUNAN GEDUNG SEBAGAI FILLER TERHADAP SIFAT MARSHALL NILAI STRUKTURAL DAN WORKABILITAS HRA
Hot Rolled Asphalt (HRA) merupakan salah satu jenis lapis perkerasan lentur, jenis lapis perkerasan ini merupakan jenis lapis perkerasan yang bergradasi timpang, terlihat dengan adanya beberapa ukuran butir agregat yang tidak ada. Penggunaan bahan pengisi (filler) limbah bangunan batu ba...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English English English English |
Published: |
2007
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/13774/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Hot Rolled Asphalt (HRA) merupakan salah satu jenis lapis perkerasan
lentur, jenis lapis perkerasan ini merupakan jenis lapis perkerasan yang bergradasi
timpang, terlihat dengan adanya beberapa ukuran butir agregat yang tidak ada.
Penggunaan bahan pengisi (filler) limbah bangunan batu bata yang diharapkan
untuk mengetahui seberapa besar nilai karakteristik Marshall, nilai struktural
campuran dan workabilitas pada campuran HRA dengan menggunakan filler
limbah bangunan batu bata.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu dengan suatu
percobaan untuk mendapatkan hasil, dengan demikian akan terlihat pemanfaatan
filler limbah bangunan batu bata pada konstruksi HRA dengan variasi kadar filler
dan aspal 5%, 6%, 7%, 8%, 9% terhadap total agregat. Karakteristik Marshall
dapat diketahui dengan melakukan pengujian laboratorium dengan Marshall Test.
Nilai struktural campuran untuk berbagai variasi kadar filler ditinjau berdasarkan
metode AASHTO 1972 dan AASHTO1986 dan untuk nilai workabilitas ditinjau
berdasarkan volume benda uji.
Penggunaan filler limbah bangunan batu bata akan mempengaruhi
karakteristik Marshall, nilai struktural campuran dan workabilitas. Semakin
banyak filler batu bata yang digunakan, menyebabkan nilai Void Field With
Asphalt (VFWA) meningkat. Hal ini disebabkan karena filler yang ada menyerap
aspal dan mengisi rongga lebih banyak. Nilai VFWA terbesar terjadi pada kadar
filler 9%. Nilai Void In Mix (VIM) menurun seiring dengan bertambahnya filler,
karena rongga yang ada terisi oleh filler lebih banyak. Nilai VIM terbesar terjadi
pada filler 5%. Nilai Flow menurun dengan penambahan kadar filler, karena
campuran menjadi rapat sehingga deformasi akibat beban berkurang. Nilai Flow
terbesar terjadi pada kadar filler 5%. Sedangkan nilai Stabilitas dan nilai Marshall
Quotient mengalami kenaikan sampai pada kondisi optimum kemudian
mengalami penurunan, nilai Stabilitas terbesar terjadi pada kadar filler 7%, nilai
Marshall Quotient (MQ) terbesar terjadi pada kadar filler 7%, dan kadar aspal
optimum pada campuran HRA sebesar 5,33%, sedangkan kadar filler optimum
sebesar 7%. Menurut AASHTO 1972 nilai struktural campuran dinyatakan dengan
koefisien kekuatan relatif (a1), nilai struktural tertinggi pada kadar aspal 7% yaitu
0,486. Menurut AASHTO 1986 nilai koefisien kekuatan relatif didasarkan pada
nilai Smix baik untuk luar kota,dalam kota dan kondisi kritis yaitu 0,41; 0,38; 0,31
dari berbagai variasi kadar filler. Nilai workabilitas cenderung menurun dengan
bertambahnya kadar filler yang mengakibatkan tidak workable.
|
---|