ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan makna konjungsi subordinatif pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, (2) mendeskripsikan kemungkinan subordinator pada konjungsi subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan, (3) mendeskripsikan sifat konjungsi subordinatif pada novel Negeri...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SUTARTI, SUTARTI
Format: Thesis
Language:English
English
English
English
English
English
English
English
Published: 2011
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/13717/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan makna konjungsi subordinatif pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, (2) mendeskripsikan kemungkinan subordinator pada konjungsi subordinatif yang sejenis dapat saling menggantikan, (3) mendeskripsikan sifat konjungsi subordinatif pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi cetakan ke-8 yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama tahun 2010. Analisis data penelitian ini dengan metode padan dan metode agih. Metode padan dengan menggunakan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP). Metode agih dengan menggunakan teknik substitusi atau penggantian, dan teknik lesap atau delesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Makna konjungsi subordinatif yang terdapat pada novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi ada 7, yaitu: konjungsi subordinatif penyebaban, konjungsi subordinatif persyaratan, konjungsi subordinatif tujuan, konjungsi subordinatif penyungguhan, konjungsi subordinatif kesewaktuan, konjungsi subordinatif pengakibatan, konjungsi subordinatif perbandingan. (2) Pada kemungkinan subordinator yang sejenis dapat saling menggantikan dapat ditemukan bahwa berdasarkan ketergantian tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu terganti dan tidak terganti. (3) Pada sifat konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu bersifat wajib dan tidak wajib. Jika kadar keintiannya rendah, berarti subordinator yang dilesapkan kehadirannya tidak wajib dalam kalimat. Sebaliknya, jika kadar keintiannya tinggi, berarti subordinator yang bersangkutan wajib hadir dalam kalimat.