EVALUASI KINERJA SIMPANG BUNDARAN BARON SURAKARTA

Bundaran Baron Surakarta merupakan pertemuan jalan antara Jl. Dr. Rajiman dengan Jl. Bhayangkara yang setiap hari dilewati berbagai macam jenis kendaraan, seperti: sepeda, becak, sepeda motor, mobil, truk, mikro bus dan sebagainya. Arus lalu lintas yang melalui simpang bundaran ini cukup...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: WAHYUDI, IS,MOCH. AGUNG MUHKLISIN
Format: Thesis
Language:English
English
English
English
English
English
English
English
Published: 2007
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/13699/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Bundaran Baron Surakarta merupakan pertemuan jalan antara Jl. Dr. Rajiman dengan Jl. Bhayangkara yang setiap hari dilewati berbagai macam jenis kendaraan, seperti: sepeda, becak, sepeda motor, mobil, truk, mikro bus dan sebagainya. Arus lalu lintas yang melalui simpang bundaran ini cukup padat menuju ke pusat kota maupun meninggalkan pusat kota, yang merupakan daerah komersial. Banyaknya bus dan angkutan yang berhenti di dekat simpang bundaran untuk mencari penumpang, menyebabkan bundaran tersebut berpotensi menimbulkan kemacetan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas dan kinerja simpang bundaran pada saat ini dan memberikan alternatif pemecahan jika tingkat kinerja simpang bundaran rendah. Data yang digunakan adalah data primer, meliputi; data geometrik jalan, data kondisi lingkungan, dan data arus lalu lintas yang pengambilannya dilakukan pada hari Senin 4 Juni 2007, Kamis 7 Juni 2007, dan Minggu 10 Juni 2007, serta data sekunder yang berupa data jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik dan peta jaringan jalan Kota Surakarta. Data tersebut dianalisis untuk mencari kapasitas, derajat kejenuhan, peluang antrian, dan tundaan yang terdapat pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kapasitas terbesar hari Minggu (10 Juni 2007) terjadi pada jam puncak sore sebesar 3011,77 smp/jam. Kinerja simpang saat ini pada lengan D (Selatan) sudah tidak memenuhi lagi, hal ini bisa dilihat dari: nilai derajat kejenuhan (hari Senin dan Kamis lengan Selatan 0,79 dan 0,86 pada jam puncak sore) lebih dari yang disyaratkan 0,75, peluang antrian bundaran (QPR%) terbesar hari Kamis (7 Juni 2007) terjadi pada jam puncak sore sebesar 23,04% s/d 50,93% dan besarnya tundaan bundaran rata-rata (DR) terbesar hari Kamis terjadi pada jam puncak sore sebesar 11,96 det/smp. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan kondisi geometri berupa pengaturan marka pemisah lengan D (Selatan) dari 5,5 m dan 5 m menjadi 7,0 m dan 3,5 m serta mengubah hambatan samping dari komersial sedang menjadi komersial rendah (larangan berhenti di sekitar simpang bundaran). Hasil kinerjanya adalah derajat kejenuhan semua pendekat kurang dari 0,75, tundaan bundaran rata-rata (DR) sebesar 10,48 detik/smp, dan peluang antrian bundaran (QPR%) sebesar 14,28% s/d 33,00%.