ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SYAIR PANJANG ACEH KARYA SUNARDIAN WIRODONO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur yang mambangun novel Syair Panjang Aceh karya Sunardian Wirodono, (2) mendiskripsikan aspek sosial dalam novel Syair Panjang Aceh karya Sunardian Wirodono berdasarkan tinjauan sosiologi sastra. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitat...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English English English |
Published: |
2011
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/13511/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur yang mambangun novel Syair Panjang Aceh karya Sunardian Wirodono, (2) mendiskripsikan aspek sosial dalam novel Syair Panjang Aceh karya Sunardian Wirodono berdasarkan tinjauan sosiologi sastra. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra. Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan
simak, catat, dan pustaka. Secara struktur dapat disimpulkan bahwa tema dalam novel Syair Panjang Aceh karya Sunardian Wirodono adalah penderitaan rakyat Aceh. Alur dalam novel Syair Panjang Aceh menggunakan alur maju, tokoh dalam novel Syair Panjang Aceh yaitu Fikri, Dr. Guritno, Teuku Bulqaini, Teuku Dawood, Dara Arivia, Haliluddin, Rizal Noordin, Prada Susilo, Cut Meuthia. Latar yang
digunakan adalah latar tempat, waktu, dan sosial.
Hasil analisis aspek sosial, Aspek sosial dalam novel Syair Panjang Aceh karya Sunardian Wirodono dengan pendekatan sosiologi sastra adalah orang Aceh itu: (1) memiliki prinsip hidup yang kuat, orang Aceh adalah manusia yang kuat
dalam memegang prinsip hidup, (2) penuh kehangatan dan persaudaraan, pada dasarnya kehangatan dan rasa persaudaraan yang tinggi disebabkan karena sifat dasar orang Aceh sendiri yang selalu terbuka dengan penuh kejujuran, (3) cinta terhadap perdamaian, rasa cinta terhadap perdamaian adalah sesuatu yang terpenting bagi rakyat Aceh, (4) memiliki jiwa nasionalis yang besar, orang Aceh banyak mengorbankan harta, benda, dan segala sesuatu yang mereka miliki yang terpenting adalah semangat dalam berjuang kemerdekaan Indonesia, (5) terbuka terhadap dunia luar, orang Aceh adalah orang yang bisa membuka diri terhadap dunia luar, (6) mudah terprovokasi, orang Aceh mudah tersinggung dan akhirnya terprovokasi oleh keadaan yang buruk dan tindakan yang tidak bersahabat dari pemerintah pusat, (7) agama berperan besar dalam kehidupan masyarakat Aceh, Islam adalah jati diri manusia Aceh dan sebagai agama yang sempurna bagi rakyat Aceh. (8) melakukan tueng bila (balas dendam), orang Aceh memegang prinsip
bahwa segala sesuatu akan mendapatkan balasannya. |
---|