Analisis Hubungan Faktor – Faktor Penentu Hutang Luar Negeri Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis Periode 1990.I – 2004.IV”
Penelitian ini berjudul “Analisis Hubungan Faktor – Faktor Penentu Hutang Luar Negeri Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis Periode 1990.I – 2004.IV”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari tabungan pemerintah, neraca transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah (...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English English English |
Published: |
2007
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/12987/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini berjudul “Analisis Hubungan Faktor – Faktor Penentu
Hutang Luar Negeri Di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis Periode 1990.I –
2004.IV”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
dari tabungan pemerintah, neraca transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah
(terhadap dollar A.S) terhadap hutang luar negeri di Indonesia. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder, berupa data time series
triwulanan. Periode pengamatan mulai tahun 1990.I sampai dengan tahun
2004.IV. Metode analisis yang digunakan untuk mengestimasi model penelitian
adalah regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil (OLS: Ordinary
Least Squar. digunakan model ekonometrika Uji Stabilitas Chow (Chow Test).
Dari hasil uji stabilitas Chow Test menunjukkan bahwa nilai F lebih
hitung
besar dari F maka dari itu dapat disimpulkan penelitian ini terdapat stabilitas
tabel
Chow Test, yang artinya krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997
berpengaruh signifikan terhadap hutang luar negeri Indonesia.
Dari hasil uji asumsi klasik periode sebelum krisis variabel TP dan NTB
terdapat masalah multikolinieritas sedangkan variabel KURS tidak terdapat
multikolinieritas. Untuk periode setelah krisis semua variabel TP NTB dan KURS
terdapat masalah multikolinieritas. Dan untuk periode sebelum dan setelah krisis
variabel TP terdapat masalah multikolinieritas sedangkan variabel NTB dan
KURS tidak terdapat masalah multikolinieritas. Dapat diketahui dari ketiga
periode dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel dalam model memiliki
distribusi U normal. Begitu juga dengan autokorelasi dari ketiga periode semua
t
variabel dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi dalam model. Dapat
disimpulkan pula bahwa periode 1990.I – 1997.II dan 1997.I – 2004.IV tidak
ditemukan masalah heteroskedastisitas dalam model, sedangkan periode 1990.I –
2004.IV ditemukan masalah heteroskedastisitas dalam model. Dan untuk uji
Ramsey – Reset dapat disimpulkan pada periode 1990.I – 1997.II model yang
digunakan linier (spesifikasi model benar), sedangkan periode 1997.III – 2004.IV
dan 1990.I – 2004.IV model yang digunakan tidak linier (spesifikasi model salah).
Berdasarkan uji F pada periode sebelum krisis nilai F = 35,18266 > F
hitung
= 4,64 Sehingga H ditolak. Simpulan Model yang dipakai eksis.
(0,01, 3, 26) O
Sedangkan untuk periode sesudah krisis nilai F = 11,65370 > F =
hitung (0,01, 3, 26)
4,64 Sehingga H ditolak. Simpulan Model yang dipakai eksis. Dan untuk
O
sebelum dan sesudah krisis nilai F = 21,99198 > F = 4,13 Sehingga
hitung (0,01, 3, 56)
H ditolak. Simpulan Model yang dipakai eksis. Untuk pengujian koefisien
O
2 2
determinasi (R ) diperoleh nilai R model lengkap untuk periode sebelum krisis
adalah 0,802353 dimana terletak diantara 0 dan 1 jadi koefisien determinasi atau
2
R menunjukkan bahwa variabel independen yang berada dalam model dapat
menjelaskan 80,2353% variabel dependen dan sisanya sebesar 19,7647%
2
dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai R model lengkap untuk periode
2
sesudah krisis adalah 0,573498 jadi koefisien determinasi atau R menunjukkan
bahwa variabel independen yang berada dalam model dapat menjelaskan
57,3498% variasi variabel dependen dan sisanya sebesar 42,6502% dijelaskan
2
oleh variabel lain di luar model. Nilai R model lengkap untuk periode sebelum
2
dan sesudah krisis adalah 0,540893 jadi koefisien determinasi atau R
menunjukkan bahwa variabel independen yang berada dalam model dapat
menjelaskan 54,0893% variasi variabel dependen dan sisanya sebesar 45,9107%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil analisis dengan uji-t diketahui
bahwa Sebelum Krisis Periode 1990.I – 1997.II tabungan pemerintah memiliki
pengaruh signifikan pada = 0,01. Sesudah Krisis Periode 1997.III – 2004.IV
a
tabungan pemerintah memiliki pengaruh signifikan pada = 0,01 dan neraca
a
transaksi berjalan memiliki pengaruh signifikan pada = 0,05. Sebelum dan
a
Sesudah Krisis Periode 1997.III – 2004.IV tabungan pemerintah memiliki
pengaruh signifikan pada = 0,05 dan nilai tukar rupiah terhadap dollar A.S.
a
memiliki pengaruh signifikan pada = 0,01.
a |
---|