EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH DAN DOSIS KURANG PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bawah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah dan persentase Drug Related Pr...

Cur síos iomlán

Sábháilte in:
Sonraí bibleagrafaíochta
Príomhchruthaitheoir: Cahyaningtyas, Roviana Dwi
Formáid: Tráchtas
Teanga:English
English
English
English
English
English
English
Foilsithe / Cruthaithe: 2011
Ábhair:
Rochtain ar líne:https://eprints.ums.ac.id/12651/
Clibeanna: Cuir clib leis
Níl clibeanna ann, Bí ar an gcéad duine le clib a chur leis an taifead seo!
Cur síos
Achoimre:ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bawah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah dan persentase Drug Related Problems (DRPs) yang berkaitan dengan ketidaktepatan dosis, baik dosis kurang maupun dosis berlebih yang terjadi pada pasien ISPA di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2009. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data rekam medik secara retrospektif. Diambil sebanyak 100 sampel dan data yang digunakan hanyalah data rekam medik yang lengkap dan memenuhi kriteria inklusi antara lain terdapat identitas pasien, didiagnosis ISPA dan tanpa penyakit infeksi yang lain, terdapat suhu tubuh, gejala yang dirasakan, dosis, cara pemakaian, frekuensi dan lama pemberian. Data kemudian dianalisis ketepatan dosisnya dengan membandingkan data dengan literatur yang ada. Hasil penelitian menunjukkan kejadian DRPs kategori dosis lebih dan dosis kurang terjadi pada 8,16% pasien sebanyak 9 kasus dimana 66,67% mengalami dosis lebih antara lain ampisilin, cefadroksil, amoksisilin dan 33,33% mengalami dosis kurang yaitu obat ampisilin dan cefiksim.