PREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN MELALUI METODE ALTMAN Z-SCORE DAN HUBUNGANYA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana prediksi potensi kebangkrutan perusahaan perbankan dengan menggunakan metode altman z-score dan bagaimana hubunganya kebangkrutan bank terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini bertujuan u...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English English English |
Published: |
2011
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/12589/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana prediksi potensi kebangkrutan perusahaan perbankan dengan menggunakan metode altman z-score dan bagaimana hubunganya kebangkrutan bank terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan perbankan dengan menggunakan metode Altman Z-Score dan untuk menganalisis apakah ada hubunganya antara potensi kebangkrutan bank terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankkan di Bursa Efek Jakarta.
Sampel dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tiga periode pengamatan sehingga jumlah sampel sebanyak 36 pengamatan pada tahun 2006-2008. Dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah Altman Z-Score dan kebijakan dividen. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi yang diambil dari laporan keuangan perbankan dan buku-buku yang menunjang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Altman Z-Score dan Korelasi Product Moment dari Pearson.
Hasil analisis Altman Z-Score menunjukan bahwa dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 terdapat 5 perusahaan (13,89%) bank yang termasuk kategori bangkrut dan 31 perusahaan (86,11%) bank yang termasuk kategori tidak bangkrut. Dari hasil pengujian analisis korelasi product moment diperoleh nilai r = 3,485 artinya telah terjadi hubungan linier positif yaitu makin besar nilai variabel X (z-score) maka semakin besar pula nilai variabel Y (kebijakan dividen).
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh hasil (R2) sebesar 0,627. Hal ini berarti bahwa rasio keuangan memberikan sumbangan sebesar 62,7%, terhadap kebijakan dividen perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta tahun 2006-2008, sedangkan sisanya sebesar 37,3% dapat dijelaskan oleh variabel yang lain di luar model. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi mahasiswa dan peneliti lanjutan agar dapat menyempurnakan penelitian selanjutnya. |
---|