HUBUNGAN SIKAP KERJA MENJAHIT DAN SINDROMA MIOFASIAL LEHER DENGAN KAPASITAS FUNGSIONAL LEHER PADA PENJAHIT

Sindroma Miofasial sebagai sebuah sindroma yang muncul akibat bergeraknya sebuah atau beberapa trigger point dalam serabut otot. Trigger point merupakan faktor besar timbulnya musculoskeletal disorder. Salah satu pembentuk dan pembangkit terjadinya trigger point adalah kontraksi otot yang...

Olles dieđut

Furkejuvvon:
Bibliográfalaš dieđut
Váldodahkki: KURNIAWAN , YULI
Materiálatiipa: Oahppočájánas
Giella:English
English
English
English
English
English
English
English
English
Almmustuhtton: 2011
Fáttát:
Liŋkkat:https://eprints.ums.ac.id/12451/
Fáddágilkorat: Lasit fáddágilkoriid
Eai fáddágilkorat, Lasit vuosttaš fáddágilkora!
Govvádus
Čoahkkáigeassu:Sindroma Miofasial sebagai sebuah sindroma yang muncul akibat bergeraknya sebuah atau beberapa trigger point dalam serabut otot. Trigger point merupakan faktor besar timbulnya musculoskeletal disorder. Salah satu pembentuk dan pembangkit terjadinya trigger point adalah kontraksi otot yang terus menerus yang salah satunya disebabkan oleh postur kerja yang salah (bad posture), sehingga faktor kerja yang ergonomis akan sangat mempengaruhi timbulnya nyeri leher. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan sikap kerja menjahit dan sindroma miofasial leher dengan kapasitas fungsional leher pada penjahit. Jumlah sampel 38 orang. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data yang sudah diperoleh diuji dengan statistik menggunakan korelasi Spearman rho tingkat signifikan 95%. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan sikap kerja menjahit dan sindroma miofasial leher dengan kapasitas fungsional leher pada penjahit. Hal ini didasarkan pada nilai korelasi Spearman rho adalah sebesar 0,332 dengan p-value sebesar 0,042. Dengan demikian, p-value < 0,05 maka Ho ditolak. Demi sempurnanya penelitian, disarankan adanya penelitian lanjutan dengan metode penelitian dan variabel yang berbeda.