MBILUNG: PRASANGKA MASYARAKAT JAWA TRANSMIGRAN TERHADAP PENDUDUK LOKAL DI LAMPUNG

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang prasangka yang berkembang pada masyarakat Jawa transmigran terhadap penduduk lokal di Lampung dengan luaran pemberian label Mbilung dan dampaknya pada masyarakat Lampung sebagai penyandang label. Penelitian ini dilakukan di Kabu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Puspa, Rizky Triana
Format: Thesis
Language:English
English
English
English
English
English
English
English
Published: 2011
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/12390/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang prasangka yang berkembang pada masyarakat Jawa transmigran terhadap penduduk lokal di Lampung dengan luaran pemberian label Mbilung dan dampaknya pada masyarakat Lampung sebagai penyandang label. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Timur tanggal 17 Nopember- 15 Desember 2010. Data Penelitian ini adalah data kualitatif. Data yang berbentuk pernyataan berupa informasi lisan digali dari beberapa sumber sebagai berikut: dokumentasi, rekaman wawancara, dan observasi. Informan penelitian terdiri dari 6 orang. Empat orang masyarakat Jawa (2 orang transmigran dan 2 orang keturunan transmigran) serta dua orang penduduk lokal. Sesuai dengan sumber data, prosedur pengumpulan data dilaksanakan dengan dokumentasi, pengamatan, dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan meliputi: membuat transkrip wawacara, membaca transkrip, mencari tema untuk pertama kali, menghubungkan tema, meneruskan pada kasus lain, dan penulisan. Kesimpulan dari penelitian: (1) Masyarakat Jawa transmigran memandang penduduk lokal adalah masyarakat dengan perilaku yang kurang baik, sewenang- wenang, kasar, kurang menerima transmigran, arogan serta malas. (2) Prasangka tersebut bersumber dari pengalaman yang tidak menyenangkan bersama beberapa penduduk lokal dan kemudian digeneralisasikan, penilaian merendahkan mengenai budaya outgroup dan menganggap budaya transmigran (Jawa) lebih baik (ethnosentrisme). (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi prasangka transmigran Jawa adalah pengaruh kelompok, hubungan sosial, dan persepsi (pendidikan dan budaya). (4) Dampak yang dirasakan penduduk lokal adalah adanya perpecahan antara dua kelompok, mempengaruhi interaksi, komunikasi, dan dapat mempengaruhi penerima menjadi negatif. (5) Penduduk lokal tidak menyukai penggunaan label mbilung.