KEPRIBADIAN PADA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANG TUA
Perceraian orangtua dalah kondisi traumatik karena dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi, mengalami rasa cemas, tertekan, dan kemarahan, selain itu anak dapat terjerumus pada hal-hal negatif karena broken home. Perceraian yang terjadi pada pasangan suami istri, apapun alasannya, akan selalu...
Salvato in:
Autore principale: | |
---|---|
Natura: | Tesi |
Lingua: | English English English English English English English English English English |
Pubblicazione: |
2011
|
Soggetti: | |
Accesso online: | https://eprints.ums.ac.id/12375/ |
Tags: |
Aggiungi Tag
Nessun Tag, puoi essere il primo ad aggiungerne!!
|
Riassunto: | Perceraian orangtua dalah kondisi traumatik karena dapat menyebabkan
ketidakstabilan emosi, mengalami rasa cemas, tertekan, dan kemarahan, selain itu
anak dapat terjerumus pada hal-hal negatif karena broken home. Perceraian yang
terjadi pada pasangan suami istri, apapun alasannya, akan selalu berakibat buruk
pada anak, meskipun dalam kasus tertentu perceraian dianggap merupakan
alternatif terbaik daripada membiarkan anak tinggal dalam keluarga dengan
kehidupan pernikahan yang buruk. Perceraian sedikit banyak akan mempengaruhi
lingkungan keluarga, khususnya anak, karena perceraian bagi anak akan
berdampak pada penentuan status anak maupun interaksi anak dengan orang
tuanya setelah perceraian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan memahami kepribadian dewasa awal yang mengalami perceraian orangtua
serta faktor-faktor yang membentuk kepribadian tersebut. Penelitian ini dilakukan
di kota Salatiga dan Solo. Informan penelitian ini diambil secara snowball dan
dengan penentuan kriteria informan yang bertujuan untuk mendapatkan
keanekaragaman data, informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang. Sumber
data yang berupa kata-kata yang dikumpulkan menggunakan metode wawancara
serta dengan metode observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif yaitu berupa paparan, uraian dan gambaran.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa perceraian orangtua
menjadi pengalaman yang traumatik sekaligus bermakna serta mempunyai andil
dalam pembentukan kepribadian. Adapun ciri-ciri kepribadian matang yang
dimiliki oleh dewasa awal yang mengalami perceraian orangtua adalah :
Bersemangat dalam menjalani aktivitas, berinteraksi penuh terhadap kegiatan-
kegiatan masyarakat, mengekspresikan kasih sayang serta berempati kepada orang
lain, mampu mengendalikan emosi dan mempunyai kontrol diri,
bertanggungjawab dalam tugas-tugas dan pekerjaan, menerima kenyataan hidup
dan menjadikan pengalaman hidup sebagai pelajaran berharga, mempunyai
prinsip dan tujuan hidup, mensyukuri kehendak Tuhan dan meningkatkan
religiusitas. Faktor yang membentuk kepribadian tersebut terletak pada faktor internal dan eksternal. |
---|