HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
Perubahan-perubahan menghadapi masa pensiun dapat menimbulkan goncangan mental yang tidak dapat dielakkan. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan tidak rela untuk melepas jabatan yang selama ini telah dimiliki dan dinikmati, jadi pasti ada perasaan cemas dan khawatir. Hal ini apabila b...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English English English |
Published: |
2011
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/12374/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Perubahan-perubahan menghadapi masa pensiun dapat menimbulkan
goncangan mental yang tidak dapat dielakkan. Hal ini disebabkan karena adanya
perasaan tidak rela untuk melepas jabatan yang selama ini telah dimiliki dan
dinikmati, jadi pasti ada perasaan cemas dan khawatir. Hal ini apabila berlebihan
dapat mengganggu keadaan fisik dan psikologisnya. I ndividu yang mengal ami
masa pensiun akan mengalami kecemasan dan goncangan perasaan yang begitu
berat. Banyak determinan atau variabel yang diasumsikan mempengaruhi
kecemasan menghadapi masa pensiun, salah satunya yaitu berpikir positif. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Ada tidaknya hubungan antara berpikir
positif dengan kecemasan menghadapi masa pensiun pada Pegawai Negeri Sipil
Pemerintah Kabupaten Grobogan; 2) Tingkat berpikir positif dan tingkat
kecemasan menghadapi masa pensiun Pada Pegawai Negeri Sipil Pemerintah
Kabupaten Grobogan; 3) Sumbangan atau peranan berpikir positif terhadap
kecemasan menghadapi masa pensiun pada Pegawai Negeri Sipil Pemerintah
Kabupaten Grobogan. Hipotesis yang diajukan Ada hubungan negatif antara
berpikir positif dengan kecemasan menghadapi masa pensiun
Subjek penelitian yaitu pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah
Kota Kabupaten Grobogan berjumlah 80 orang, dengan ciri -ciri : a) Usia minimal
56 tahun, b) Tingkat pendidikan minimal SLTA atau sederajat. Teknik penelitian
yang digunakan yaitu purposive non random sampling. Metode pengumpulan
data menggunakan skala berpikir positif dan skala kecemasan menghadapi masa
pensiun. Metode analisis data menggunakan analisis korelasi product moment
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diketahui ada hubungan
negatif yang sangat signifikan antara berpikir positif dengan kecemasan
menghadapi masa pensiun. Semakin tinggi berpikir positif maka semakin rendah
kecemasan menghadapi masa pensiun, begitu sebaliknya semakin rendah berpikir
positif maka semakin tinggi kecemasan menghadapi masa pensiun. Nilai koefisien
korelasi (r) sebesar -0,305; p = 0,006 (p < 0,01). Variabel berpikir positif
mempunyai rerata empirik sebesar 94,500 dan rerata hipotetik sebesar 92,5 yang berarti berpikir positif pada subjek penelitian tergolong sedang. Variabel
kecemasan menghadapi masa pensiun diketahui rerata empirik sebesar 105,390
dan rerata hipotetik sebesar 110 yang berarti kecemasan menghadapi masa
pensiun pada subjek penelitian tergolong sedang. Sumbangan efektif variabel
berpikir positif terhadap kecemasan menghadapi masa pensiun sebesar 9,3%
artinya masih terdapat 90,7% faktor- faktor lain yang mempengaruhi kecemasan
menghadapi masa pensiun selain variabel berpikir positif, misalnya faktor
keluarga, faktor keuangan, faktor lingkungan, sikap pribadi, jenis kelamin, harga
diri, dan dukungan sosial.
|
---|