MOTIVASI MELACURKAN DIRI PADA ANAK DI BAWAH UMUR

Ciblek, sebuah ungkapan yang sering kita dengar. Sebuah kata untuk menyebut pelacur anak. Pelacur anak juga biasa disebut AYLA atau ESKA. Salah satu permasalahan fenomena sosial yang belum dapat terpecahkan, walaupun telah ada tindakan pengurangan, namun tanpa kita sadari justru jumlahnya semakin...

Popoln opis

Shranjeno v:
Bibliografske podrobnosti
Glavni avtor: HUSNA , UMI SALIMATUL
Format: Thesis
Jezik:English
English
Izdano: 2010
Teme:
Online dostop:https://eprints.ums.ac.id/12337/
Oznake: Označite
Brez oznak, prvi označite!
Opis
Izvleček:Ciblek, sebuah ungkapan yang sering kita dengar. Sebuah kata untuk menyebut pelacur anak. Pelacur anak juga biasa disebut AYLA atau ESKA. Salah satu permasalahan fenomena sosial yang belum dapat terpecahkan, walaupun telah ada tindakan pengurangan, namun tanpa kita sadari justru jumlahnya semakin meningkat dari hari ke hari. Perlu diketahui, mereka berada pada usia di bawah umur, usia mereka berkisar antara 11-18 tahun. Mereka memilih menjadi pelacur anak dengan berbagai alasan. Disamping alasan untuk mendapatkan banyak uang, memenuhi gaya hidup, mereka masih memiliki beberapa alasan, antara lain lingkungan sosial, peer group nya dan orang tua. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui motivasi melacurkan diri pada anak di bawah umur. Penelitian ini dilakukan di kota Solo, yaitu di Manahan, Nirbitan, dan Sangkrah. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling method dengan subjek berjumlah empat orang. Guna mengumpulkan data, dilakukan dengan interviu dan observasi yang kemudian dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan penjabaran dan penjelasan. Berdasarkan hasil dari analisa data, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat beberapa motivasi seorang anak ketika memutuskan menjadi pelacur. Motivasi utama adalah untuk mendapatkan sejumlah uang dan fasilitas gaya hidup. Kedua, motivasi untuk mendapatkan kepuasan. Kepuasan di sini meliputi kepuasan akan hasrat seksual dan kepuasan karena telah membahagiakan orang lain. Ketiga, konformitas dan keingintahuan yang tinggi menjadi motivasi berikutnya. Dan dari hasil penelitian ini, hal yang paling mengejutkan karena telah ditemukan adanya motivasi yang berasal dari kehendak atau perintah orang tua.