PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, LOCUS OF CONTROL, DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA APARAT UNIT-UNIT PELAYANAN PUBLIK (Survey Pada Aparat Unit-unit Pelayanan Publik di Kabupaten Karanganyar)
Perbedaan budaya organisasi dan locus of control dari tiap individu karyawan dapat mendorong terjadinya perbedaan respon yang berbeda terhadap suatu sistem kerja. Melalui pendekatan budaya dan kepribadian tersebut manajemen akan lebih mudah dalam meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu m...
Saved in:
主要作者: | |
---|---|
格式: | Thesis |
语言: | English English English English English English English |
出版: |
2007
|
主题: | |
在线阅读: | https://eprints.ums.ac.id/11812/ |
标签: |
添加标签
没有标签, 成为第一个标记此记录!
|
总结: | Perbedaan budaya organisasi dan locus of control dari tiap individu karyawan
dapat mendorong terjadinya perbedaan respon yang berbeda terhadap suatu sistem kerja.
Melalui pendekatan budaya dan kepribadian tersebut manajemen akan lebih mudah
dalam meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu manajemen membutuhkan informasi
untuk memprediksi masa depan dan analisa terhadap bisnis agar dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya
organisasi, locus of control, dan penerapan sistem informasi terhadap kinerja aparat.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan data primer
yang diperoleh dari kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat
pemerintah pada Unit Pelayanan Publik (UPP) di lingkungan pemerintah Kabupaten
Karanganyar . Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 112 orang
karyawan yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh
kemudian diuji validitas dan reliabilitas untuk menguji kualitas pengumpulan data.
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda, uji F, uji t, koefisien
determinasi, dan pengujian asumsi klasik.
Hasil penelitian ini berhasil mendukung H 1 bahwa budaya organisasi, locus of
control, dan penerapan sistem informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja aparat. Dari hasil pengolahan data diperoleh Fhitung > F tabel (131,186 > 2,68) pada
taraf signifikansi 5%.. Jika budaya organisasi semakin demokratis, maka semakin tinggi
kinerja aparat. Sebaliknya jika budaya organisasi semakin tidak demokratis, maka
semakin rendah kinerja aparat. Budaya organisasi yang tidak demokratis mengacu pada
budaya inovatif dan suportif. Budaya demokratis lebih diterima dan disukai oleh
responden daripada budaya organisasi yang inovatif atau suportif. Hasil penelitian ini
berhasil mendukung H 2 bahwa tipe budaya demokratis lebih dominan daripada budaya
organisasi yang inovatif atau suportif. Nilai rata-rata tanggapan responden tentang
budaya demokratis (pertanyaan 1 – 7) menunjukkan bahwa mayoritas responden
memberikan jawaban sangat setuju dengan nilai 52,2%. Sedangkan nilai rata-rata
tanggapan responden tentang budaya inovatif (pertanyaan 8 – 11) memberikan jawaban
sangat setuju hanya 49,3%, dan budaya suportif (pertanyaan 12 – 15) hanya 48,9%. |
---|