ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH (Study Kasus PT. Bank Syariah Mega Indonesia 2005 dan 2006)

Berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia bukanlah sebuah efek dari timbulnya krisis ekonomi yang melanda, tapi adalah sebuah keharusan dalam menghadapi sebuah sistem Neoliberalisasi Perbankan, karena memang kekuatan bank syariah yang terbukti tetap eksis saat menghadapi gejolak krisis mon...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HIDAYAT, MOCHAMMAD TAUFIK
Format: Thesis
Language:English
English
English
English
English
English
English
Published: 2007
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/11175/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia bukanlah sebuah efek dari timbulnya krisis ekonomi yang melanda, tapi adalah sebuah keharusan dalam menghadapi sebuah sistem Neoliberalisasi Perbankan, karena memang kekuatan bank syariah yang terbukti tetap eksis saat menghadapi gejolak krisis moneter tersebut. Bank Syariah mulai tumbuh setelah disahkannya Undang-Undang No.10 Th. 1998, yang tegas mengakui keberadaan dan berfungsinya bank bagi hasil atau bank Islam. Tapi bukan berarti dengan kekuatan itu bank syariah dapat terbebas dari kebijakan-kebijakan kehati-hatian (prudential regulation) perbankan nasional. Penilaian tingkat kesehatan bank (termasuk di dalamnya adalah bank syariah) merupakan penilaian hasil usaha bank dalam kurun waktu tertentu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun data yang dilaporkan adalah data laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba tahunan) yang tentu saja terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis, dan membuktikan secara empirik kondisi kesehatan PT. Bank Syariah Mega Indonesia pada tahun 2005 dan 2006. Adapun data- data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Syariah Mega Indonesia per-31 Desember 2005 dan 2006. analisis data menggunakan CAMEL, yaitu sistem penilaian kesehatan bank yang telah ditetapkan Bank Indonesia serta menitik beratkan pada lima sapek yaitu aspek Capital; dengan bobot 25%, aspek Assets; dengan bobot 30%, aspek Managemen; dengan bobot 25%, aspek Earning; dengan bobot 10%, aspek Liquiditas; dengan bobot 10%. Namun pada penelitian ini aspek manajemen tidak dimasukan dalam komponen yang dianalisis karena keterbatasan peneliti. Berdasarakan rasio dan nilai kredit komponen CAMEL, maka dapat diketahui hasil penilaiannya yaitu: Rasio Permodalan; 10,39 % pada tahun 2005 dan 8,304% pada tahun 2006 dengan predikat sehat. Rasio RKAP; 0,335 % pada tahun 2005 dan 0.302% pada tahun 2006 dengan predikat sehat. Rasio RPPAP; 100,29 % pada tahun 2005 dan 100,48% pada tahun 2006 dengan predikat sehat, ROA; 0,35 % pada tahun 2005 dengan predikat kurang sehat dan 2,34% pada tahun 2006 dengan predikat sehat. Rasio BOPO; 5,28% pada tahun 2005 dan 36,5% pada tahun 2006 dengan predikat sehat. CR; 4,22% pada tahun 2005 dan 8,36% pada tahun 2006 dengan predikat sehat. LDR; 29,85% pada tahun 2005 dan 7,67% pada tahun 2006 dengan predikat sehat. Jadi dari analisis CAMEL tersebut, dapat disimpulkan bahwa PT. Bank Syariah Mega Indonesia berpredikat sehat.