EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DI INDONESIA (Studi Kasus di Bursa Efek Jakarta)
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Di Indonesia sektor perbankan mengalami berbagai fluktuasi dari waktu ke waktu. Perubahan yang drastis dalam perbankan Indonesia di...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English |
Published: |
2007
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/11050/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga
intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat. Di Indonesia sektor perbankan mengalami berbagai
fluktuasi dari waktu ke waktu. Perubahan yang drastis dalam perbankan Indonesia
diawali adanya deregulasi perbankan Paket 1 Juni 1983 dan Paket 27 Oktober
1988 (Trinugroho,dkk, 2004: 2). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan kinerja perusahaan perbankan Go Public di Indonesia yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebelum dan sesudah krisis ekonomi dengan
menggunakan indikator kinerja keuangan model CAMEL (Capital, Assets
Quality, Management, Earning, dan Liquidity) baik secara parsial maupun secara
serentak, sehingga dari hasil penelitian diharapkan memahami penerapan rasiorasio
keuangan dalam penilaian kinerja perusahaan khususnya perbankan dan
mendapatkan gambaran riil dan objektif perbandingan kondisi perbankan di
Indonesia sebelum dan sesudah krisis ekonomi.
Populasi dari penelitian adalah perusahaan perbankan adalah perusahaan
perbankan yang terdafar di Bursa Efek Jakarta tahun 1994 sampai tahun 2002,
perusahaan perbankan menerbitkan laporan keuangan sembilan tahun berturutturut
untuk tahun 1994 sampai tahun 2002 dan perusahaan perbankan memiliki
laporan keuangan dengan tahun buku yang berakhir 31 Desember, hal ini untuk
menghindari adanya pengaruh waktu parsial yang akan mempengaruhi
perhitungan rasio keuangan. Sedangkan sampel penelitian adalah 10 perusahaan
perbankan yang pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian dengan alat uji Mann Whitney untuk rasio Capital yang
diproksikan dengan Capital Assets Ratio (CAR) diperoleh hasil Zhitung = -2,188
dengan p = 0,029 < 0,05 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan nilai
Capital Assets Ratio (CAR) sebelum dan sesudah krisis. Untuk rasio Asset
Quality yang diproksikan dengan Return on Risk Assets (RORA) diperoleh hasil
Zhitung= -2,133 dengan p = 0,033 < 0,05 sehingga terdapat perbedaan yang
signifikan nilai Return on Risk Assets (RORA) sebelum dan sesudah krisis. Untuk
rasio Management yang diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM) diperoleh
hasil Zhitung= -3,608 dengan p = 0,000 < 0,05 sehingga terdapat perbedaan yang
signifikan nilai Net Profit Margin (NPM) sebelum dan sesudah krisis. Untuk
rasio Earning yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA) dan Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), untuk Return On Assets
(ROA) diperoleh hasil Zhitung= -3,290 dengan p = 0,001 < 0,05 sehingga terdapat
perbedaan yang signifikan nilai Return On Assets (ROA) sebelum dan sesudah
krisis, sedangkan untuk Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) diperoleh hasil Zhitung= -1,612 dengan p = 0,107 > 0,05 sehingga tidak
terdapat perbedaan yang signifikan nilai Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) sebelum dan sesudah krisis. Dan untuk rasio Liquidity yang
diproksi kan dengan CML dan KDN diperoleh hasil Zhitung adalah -3,463 dan
-4,576 dengan p = 0,001 dan 0,000 < 0,05 sehingga terdapat perbedaan yang
signifikan nilai Rasio CML dan rasio KDN sebelum dan sesudah krisis. Adapun
hasil secara keseluruhan untuk rasio CAMEL diperoleh hasil Zhitung adalah -1,042
dengan p = 0,297 > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai
Rasio CAMEL sebelum dan sesudah krisis.
|
---|