ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ( STUDI PADA SEKAWAN ABADI JAYA )
Laporan keuangan memiliki kemampuan untuk menyajikan secara gambling kesehatan keuangan suatu perusahaan guna memberikan keputusan bisnis yang informative. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari : Neraca, Laporan Rugi/Laba, Laporan Perubahan Modal, laporan tersebut ternyata belum lengkap men...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English |
Published: |
2007
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/10987/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Laporan keuangan memiliki kemampuan untuk menyajikan secara gambling
kesehatan keuangan suatu perusahaan guna memberikan keputusan bisnis yang
informative. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari : Neraca, Laporan
Rugi/Laba, Laporan Perubahan Modal, laporan tersebut ternyata belum lengkap
mencangkup mengenai informasi perusahaan secara keseluruhan, karena belum dapat
memberikan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar. Maka dari itu laporan
mengenai arus kas sebaiknya disertakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Analisa pelaporan laporan keuangan suatu perusahaan sangatlah diperlukan,
dikarenakan laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi tentang arus
masuk maupun arus keluar keuangan perusahaan. Analisa terhadap laporan keuangan
ini merupakan perangkat khusus yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja
perusahaan, kinerja aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah “ratio”. Dalam
analisa laporan keuangan diperoleh : Analisa ratio lkuiditas yang terdiri dari current
ratio mengalami penurunan sebesar 17,84% yaitu dari tahun 2004 sebesar 50,77%
menjadi sebesar 32,93% pada tahun 2004, acid test ratio mengalami kenaikan sebesar
13,25% yaitu dari tahun 2004 sebesar 209,85% naik menjadi sebesar 223,08% pada
tahun 2005, defensive interval ratio mengalami kenaikan sebesar 13,48% yaitu pada
tahun 2004 sebesar 478,48% naik menjadi sebesar 491,96% pada tahun 2005, hari
rata-rata pengumpulan piutang mengalami kenaikan sebesar 16813,71% yaitu pada
tahun 2004 sebesar 28659,67% naik sebesar 45473,38% pada tahun 2005, rata-rata
HPP per hari dalam persediaan mengalami kenaikan sebesar 20,61% yaitu pada
tahun 2004 sebesar 8745,95% naik sebesar 8766,56% pada tahun 2005. Analisis
ratio solvabilitas dan struktur permodalan terdiri dari ratio modal sendiri dan
total hutang mengalami penurunan sebesar 32,82%, ratio modal sendiri dan hutang
jangka panjang mengalami penurunan sebesar 292,85%, ratio modal sendiri dan
aktiva tetap mengalami penurunan sebesar 1,15%, time interest earned ratio
mengalami kenaikan sebesar 50,59%. Analisi ratio profitabilitas terdiri dari ratio
laba kotor mengalami kenaikan sebesar 3,27%, ratio laba sebelum pajak (pretax
income ratio) mengalami kenaikan sebesar 3,37%, ratio laba bersih (net income
ratio) mengalami kenaikan sebesar 2,32%. Analisis ratio rentabilitas terdiri dari
rentabilitas ekonomis mengalami kenaikan sebesar 4,9%, rentabilitas modal sendiri
mengalami kenaikan sebesar 6,42%, Analisis ratio pendayagunaan aktiva terdiri
dari tingkat perputaran kas meningkat sebesar 245,14%, tingkat perputaran piutang
menurun sebesar 91,77%, tingkat perputaran persediaan mengalami penurunan
sebesar 0,51%, tingkat perputaran modal kerja mengalami kenaikan sebesar 43,18%,
tingkat perputaran aktiva tetap mengalami peningkatan sebesar 39,39%, tingkat
perputaran aktiva lain-lain mengalami kenaikan sebesar 73,35%,
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa hipotesa “Diduga kinerja keuangan
Sekawan Abadi Jaya sudah baik” terbukti benar. Didukung kinerja keuangan
Sekawan Abadi jaya yang sudah baik yang mengalami peningkatan pada tahun 2005
maka Sekawan Abadi Jaya harus menjaga keuangan dari kegiatan operasi selalu
dalam keadaan posiitf. Apabila dalam keadaan negatif maka perusahaan harus
mencari sumber kas atau dana lain yang akhirnya mengering jika operasi ini tidak
berhasil sehingga hal tersebut berbahaya bagi kondisi keuangan perusahaan.
|
---|