PENGARUH CHITOSAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN DAYA AWET TAHU
Chitosan merupakan salah satu bahan pengawet alternatif sebagai pengganti formalin dan bahan-bahan aditif lain yang berbahaya. Efek yang ditimbulkan oleh chitosan lebih kecil bahkan hampir tidak ada bila dibandingkan dengan formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English |
Published: |
2007
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/10968/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Chitosan merupakan salah satu bahan pengawet alternatif sebagai pengganti
formalin dan bahan-bahan aditif lain yang berbahaya. Efek yang ditimbulkan oleh
chitosan lebih kecil bahkan hampir tidak ada bila dibandingkan dengan formalin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian chitosan terhadap
organoleptik dan daya awet tahu. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi
UMS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor perlakuan yaitu
konsentrasi chitosan dan 5 taraf perlakuan dengan ulangan sebanyak lima kali. Data
organoleptik tahu diperoleh menggunakan panelis tidak terlatih sebanyak 20 orang. Data
organoleptik kemudian dianalisis menggunakan Anava Satu Jalur. Sedangkan data daya
awet tahu diperoleh dari jumlah rata-rata populasi bakteri pada tahu. Data daya awet tahu
kemudian dianalisis menggunakan Deskriptif Kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan
bahwa pengaruh chitosan terhadap organoleptik dan daya awet tahu tertinggi menurut
panelis adalah pada perlakuan T1. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pemberian chitosan pada tahu dengan taraf pengenceran berbeda memberikan pengaruh
terhadap organoleptik tahu dengan penilaian tertinggi (T1) meliputi tekstur padat (4,8),
warna putih kusam (4,6), aroma hampir netral (4,5), rasa enak (3,9) dan daya awet tahu
sampai hari ke 3 setelah perendaman dengan jumlah populasi bakteri 35 x 104
– 99 x 107
,
konsentrasi yang paling berpengaruh terhadap daya awet tahu pada penelitian ini yaitu
chitosan 1,5% dengan taraf pengenceran 1:5 (T1), dari pengamatan selama 6 hari
menurut panelis tahu dengan perlakuan T0 (tanpa pengawet) memiliki organoleptik
terendah dengan tekstur rapuh (2,6), warna putih kecoklatan (3,8), aroma agak busuk
(2,6), rasa agak enak (3,4) dan daya awet tahu sampai awal perendaman dengan jumlah
populasi bakteri 167 x 104
– 315 x 107
.
|
---|