KRITIK MODERNITAS: PEMBACAAN SEMIOTIKA PUISI-PUISI AFRIZAL MALNA
Tujuan dalam penelitian adalah (1) mendeskripsikan relasi perpuisian Indonesia modern dan tanggapan modernitas; (2) mendeskripsikan proses kreatif dan pencapaian estetika Afrizal Malna; (3) mendeskripsikan kritik modernitas yang terkandung dalam puisi-puisi Afrizal Malna. Objek penelitian...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English English English English English English |
Published: |
2006
|
Subjects: | |
Online Access: | https://eprints.ums.ac.id/10678/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Tujuan dalam penelitian adalah (1) mendeskripsikan relasi perpuisian
Indonesia modern dan tanggapan modernitas; (2) mendeskripsikan proses kreatif
dan pencapaian estetika Afrizal Malna; (3) mendeskripsikan kritik modernitas
yang terkandung dalam puisi-puisi Afrizal Malna.
Objek penelitian ini adalah kritik modernitas yang terkandung dalam
puisi-puisi Afrizal Malna. Sumber data primer yang digunakan adalah buku Yang
Berdiam dalam Mikropon (Medan Sastra Indonesia, 1990), Arsitektur Hujan
(Bentang Budaya, 1995), Kalung dari Teman (Grasindo, 1999), dan Dalam Rahim
Ibuku Tak ada Anjing (Bentang Budaya, 2002). Sumber data sekunder yang
digunakan adalah kepustakaan yang relevan dengan penelitian. Pemilihan data
puisi-puisi Afrizal Malna dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling (sampel bertujuan). Puisi-puisi yang dijadikan data analisis antara lain:
“Bis Membawa Mereka Pergi”, Mitos-mitos Kecemasan”, “Asia Membaca”,
“Gadis Kita”, “Restoran dari Bahasa Asing”, “Beri Aku Kekuasaan”, “Rumah
Orang Indonesia”, “Masyarakat Rosa”, “Usaha Menjadi Ibu Rumah tangga”,
“Perempuan dalam Novel”, “Jam Kerja Telepon”, “Channel OO”, “Panorama
Kematian Ayah”, “Manajemen Kota dari Telur Busuk”. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model pembacaan heuristik dan pembacaan
hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur
bahasanya atau secara semiotika adalah berdasarkan konvensi sistem semiotika
tingkat pertama. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra
berdasarkan sistem semiotika tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya.
Pembacaan semiotik terhadap puisi-puisi Afrizal Malna mengungkapakan
makna kritik modernitas yang meliputi persoalan: (1) Urbanisasi dan Utopia; (2)
Kapitalisme dan Kecemasan; (3) Asia dan Ekspansi Kapitalisme; (4) Kapitalisme
dan Eksploitasi (Tubuh) Perempuan; (5) Kapitalisme, Konsumerisme, dan Gaya
Hidup; (6) Kolonialisme dan Ekspansi Kapitalisme; (7) Rumah dan Citraan
Modern; (8) Identitas, Budaya Massa, dan Kapitalisme; (9) Modernitas dan
Eksistensi Manusia; (10) Perempuan, Tradisi, dan Modernitas; (11) Komunikasi
dan Alienasi; (12) Bunuh Diri dan Televisi; (13) Peradaban dan Praktik Teknologi
Modern; (14) Kota, Pembangunan, dan Kapitalisme
|
---|