LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur cerita “Legenda Jaka Tingkir” yang meliputi tema, penokohan, alur dan amanat, dan (2) mendeskripsikan fungsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Karaton Pajang bagi masyarakat pemiliknya. Penelitian ini menggunakan metode...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SARI, NUR AYU NOVITA
Format: Thesis
Language:English
English
English
English
Published: 2007
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/10636/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1804995126773153792
author SARI, NUR AYU NOVITA
author_facet SARI, NUR AYU NOVITA
author_sort SARI, NUR AYU NOVITA
collection ePrints
description Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur cerita “Legenda Jaka Tingkir” yang meliputi tema, penokohan, alur dan amanat, dan (2) mendeskripsikan fungsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Karaton Pajang bagi masyarakat pemiliknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah struktur legenda Jaka Tingkir yang hanya dibatasi pada tema, penokohan, latar, setting, dan fungsi serta resepsi bagi masyarakat pemiliknya. Data penelitian ini adalah pendapat dari hasil wawancara tertulis dengan juru kunci, penduduk sekitar, serta tamu yang datang ke tempat tersebut. Sumber data penelitian ini berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer penelitian ini adalah Juru Kunci dan masyarakat di sekitar keraton, serta dokumen tertulis dari Patilasan Gedong Pusoko Karaton Pajang. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, majalah, artikel, penyelusuran internet serta tulisan lainnya yang yang relevan mengenai legenda Jaka Tingkir. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dan dianalisis menggunakan model interaktif. Analisis legenda ini dengan menggunakan pendekatan struktural dan resepsi. Hasil penelitian berdasarkan analisis struktural yaitu “Legenda Jaka Tingkir“ bertemakan kepahlawanan. Alur yang digunakan dalam “Legenda Jaka Tingkir” adalah alur maju (progresif). Tokoh-tokoh yang dianalisis pada penelitian ini adalah Jaka Tingkir, Nyi Ageng Tingkir, Ki Ageng Pengging, Sultan Trenggono, Ki Ageng Butuh, dan Ki Ageng Banyubiru. Latar tempat pada “Legenda Jaka Tingkir” Kadipaten Pengging, Desa Butuh, Desa Tingkir, Desa Banyubiru dan Kadipaten Pajang. Keterkaitan tema, alur, penokohan, dan latar sangat erat. Unsur-unsur tersebut saling berpengaruh antara satu dengan yang lain sehingga menjadikan “Legenda Jaka Tingkir“ menjadi utuh dan padu. Resepsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang dibedakan menjadi tanggapan aktif dan pasif serta tanggapan positif dan negatif. Pada tanggapan aktif, masyarakat memberikan tanggapan bahwa menurut sejarah, Jaka Tingkir adalah Adipati Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Dengan berkunjung ke Patilsan Kraton Pajang, maka menurut mereka hal tersebut merupakan salah satu upaya ikut menjaga dan melestarikan budaya dan sejarah bangsa khususnya di lingkungan sekitar mereka. Tanggapan pasif dalam penelitian berupa pemahaman isi cerita “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang yang menurut informan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat bahwa seorang Jaka Tingkir menjadi panutan bagi masyarakat sekitar dengan budaya hidup gotong royong, tolong menolong dan taat beribadah. Tanggapan positif yang diberikan oleh masyarakat pemiliknya adalah berupa perasaan bangga, dan berusaha ikut melestarikan budaya bangsa serta menjalin silatuharmi antarwarga. Adapun tanggapan negatif yang diperoleh adalah gambaran perasaan sedih, karena sebagian informan mengajak kepada warga masyarakat yang memiliki situs peninggalan bersejarah harus dapat ikut menjaga dan melestarikan peninggalan tersebut. Tanggapan negatif dari sisi agama, bahwa sesungguhnya meminta kepada selain Allah SWT adalah syirik, dimana perbuatan syirik adalah dosa yang paling besar dihadapan Allah SWT. Perbuatan meminta sesuatu di Patilasan Kraton Pajang sesungguhnya hanya pemanfaatan sarana dan prasanana doa saja, yaitu antara tempat ibadah (masjid) dan tempat semedi. Selebihnya, terkabulnya permintaan semuanya tergantung pada Allah SWT. Adanya resepsi yang berbeda-beda tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, agama dan usia yang dimiliki oleh masyarakat. Fungsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang bagi masyarakat pemiliknya dikategorikan menjadi fungsi dalam bidang agama, sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Fungsi bidang agama adalah menjadikan mayoritas masyarakatnya beragama Islam dengan dibangunnya tempat ibadah (surau), dan diadakannya pengajian serta doa bersama pada hari tertentu di lingkungan patilasan kraton. Fungsi bidang budaya yaitu tetap adanya warga yang datang ke Patilasan Kraton Pajang untuk berkunjung, bersilaturahmi dan untuk mengenang jasa leluhur mereka Fungsi bidang pendidikan adalah dapat dilakukan dengan mengambil pesan-pesan moral dalam legenda Jaka Tingkir, yaitu saling hidup rukun dan gotong royong, serta taat beribadah kepada Allah SWT. Fungsi pada bidang sosial dapat dilihat dari adanya kerukunan dan kegotongroyongan masyarakat sekitar yang turut membangun patilasan Kraton Pajang dengan swadaya sendiri. Pada bidang ekonomi dapat dilihat dari penghasilan masyarakat sekitarnya sebagai akibat banyaknya pengunjung yang datang ke lokasi patilasan kraton tersebut. Masyarakat sekeliling Patilasan Kraton Pajang berprofesi mayoritas adalah pedagang, dengan banyaknya pengunjung, maka mata pencaharian itu dapat digunakan sebagai alat untuk mencukupi kebutuhannya dan mengurangi pengangguran dengan memanfaatkan situasi dan kondisi di sekitar patilasan kraton.
format Thesis
id oai:eprints.ums.ac.id:10636
institution Universitas Muhammadiyah Surakarta
language English
English
English
English
publishDate 2007
record_format eprints
spelling oai:eprints.ums.ac.id:10636 https://eprints.ums.ac.id/10636/ LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA SARI, NUR AYU NOVITA PN Literature (General) Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur cerita “Legenda Jaka Tingkir” yang meliputi tema, penokohan, alur dan amanat, dan (2) mendeskripsikan fungsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Karaton Pajang bagi masyarakat pemiliknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah struktur legenda Jaka Tingkir yang hanya dibatasi pada tema, penokohan, latar, setting, dan fungsi serta resepsi bagi masyarakat pemiliknya. Data penelitian ini adalah pendapat dari hasil wawancara tertulis dengan juru kunci, penduduk sekitar, serta tamu yang datang ke tempat tersebut. Sumber data penelitian ini berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer penelitian ini adalah Juru Kunci dan masyarakat di sekitar keraton, serta dokumen tertulis dari Patilasan Gedong Pusoko Karaton Pajang. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, majalah, artikel, penyelusuran internet serta tulisan lainnya yang yang relevan mengenai legenda Jaka Tingkir. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dan dianalisis menggunakan model interaktif. Analisis legenda ini dengan menggunakan pendekatan struktural dan resepsi. Hasil penelitian berdasarkan analisis struktural yaitu “Legenda Jaka Tingkir“ bertemakan kepahlawanan. Alur yang digunakan dalam “Legenda Jaka Tingkir” adalah alur maju (progresif). Tokoh-tokoh yang dianalisis pada penelitian ini adalah Jaka Tingkir, Nyi Ageng Tingkir, Ki Ageng Pengging, Sultan Trenggono, Ki Ageng Butuh, dan Ki Ageng Banyubiru. Latar tempat pada “Legenda Jaka Tingkir” Kadipaten Pengging, Desa Butuh, Desa Tingkir, Desa Banyubiru dan Kadipaten Pajang. Keterkaitan tema, alur, penokohan, dan latar sangat erat. Unsur-unsur tersebut saling berpengaruh antara satu dengan yang lain sehingga menjadikan “Legenda Jaka Tingkir“ menjadi utuh dan padu. Resepsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang dibedakan menjadi tanggapan aktif dan pasif serta tanggapan positif dan negatif. Pada tanggapan aktif, masyarakat memberikan tanggapan bahwa menurut sejarah, Jaka Tingkir adalah Adipati Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Dengan berkunjung ke Patilsan Kraton Pajang, maka menurut mereka hal tersebut merupakan salah satu upaya ikut menjaga dan melestarikan budaya dan sejarah bangsa khususnya di lingkungan sekitar mereka. Tanggapan pasif dalam penelitian berupa pemahaman isi cerita “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang yang menurut informan dapat memberikan gambaran bagi masyarakat bahwa seorang Jaka Tingkir menjadi panutan bagi masyarakat sekitar dengan budaya hidup gotong royong, tolong menolong dan taat beribadah. Tanggapan positif yang diberikan oleh masyarakat pemiliknya adalah berupa perasaan bangga, dan berusaha ikut melestarikan budaya bangsa serta menjalin silatuharmi antarwarga. Adapun tanggapan negatif yang diperoleh adalah gambaran perasaan sedih, karena sebagian informan mengajak kepada warga masyarakat yang memiliki situs peninggalan bersejarah harus dapat ikut menjaga dan melestarikan peninggalan tersebut. Tanggapan negatif dari sisi agama, bahwa sesungguhnya meminta kepada selain Allah SWT adalah syirik, dimana perbuatan syirik adalah dosa yang paling besar dihadapan Allah SWT. Perbuatan meminta sesuatu di Patilasan Kraton Pajang sesungguhnya hanya pemanfaatan sarana dan prasanana doa saja, yaitu antara tempat ibadah (masjid) dan tempat semedi. Selebihnya, terkabulnya permintaan semuanya tergantung pada Allah SWT. Adanya resepsi yang berbeda-beda tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, agama dan usia yang dimiliki oleh masyarakat. Fungsi “Legenda Jaka Tingkir” versi Patilasan Gedong Pusoko Kraton Pajang bagi masyarakat pemiliknya dikategorikan menjadi fungsi dalam bidang agama, sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Fungsi bidang agama adalah menjadikan mayoritas masyarakatnya beragama Islam dengan dibangunnya tempat ibadah (surau), dan diadakannya pengajian serta doa bersama pada hari tertentu di lingkungan patilasan kraton. Fungsi bidang budaya yaitu tetap adanya warga yang datang ke Patilasan Kraton Pajang untuk berkunjung, bersilaturahmi dan untuk mengenang jasa leluhur mereka Fungsi bidang pendidikan adalah dapat dilakukan dengan mengambil pesan-pesan moral dalam legenda Jaka Tingkir, yaitu saling hidup rukun dan gotong royong, serta taat beribadah kepada Allah SWT. Fungsi pada bidang sosial dapat dilihat dari adanya kerukunan dan kegotongroyongan masyarakat sekitar yang turut membangun patilasan Kraton Pajang dengan swadaya sendiri. Pada bidang ekonomi dapat dilihat dari penghasilan masyarakat sekitarnya sebagai akibat banyaknya pengunjung yang datang ke lokasi patilasan kraton tersebut. Masyarakat sekeliling Patilasan Kraton Pajang berprofesi mayoritas adalah pedagang, dengan banyaknya pengunjung, maka mata pencaharian itu dapat digunakan sebagai alat untuk mencukupi kebutuhannya dan mengurangi pengangguran dengan memanfaatkan situasi dan kondisi di sekitar patilasan kraton. 2007 Thesis NonPeerReviewed application/pdf en https://eprints.ums.ac.id/10636/1/Halaman_Depan.pdf application/pdf en https://eprints.ums.ac.id/10636/3/Bab_I.pdf application/pdf en https://eprints.ums.ac.id/10636/7/Bab_II_-_V.pdf application/pdf en https://eprints.ums.ac.id/10636/9/Daftar_Pustaka.pdf SARI, NUR AYU NOVITA (2007) LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. A310030087
spellingShingle PN Literature (General)
SARI, NUR AYU NOVITA
LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA
title LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA
title_full LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA
title_fullStr LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA
title_full_unstemmed LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA
title_short LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA
title_sort legenda jaka tingkir versi patilasan gedong pusoko karaton pajang dan fungsinya bagi masyarakat tinjauan resepsi sastra
topic PN Literature (General)
url https://eprints.ums.ac.id/10636/
work_keys_str_mv AT sarinurayunovita legendajakatingkirversipatilasangedongpusokokaratonpajangdanfungsinyabagimasyarakattinjauanresepsisastra