HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PERKAWINAN DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING (SWB) PADA WANITA DUAL CAREER

Setiap orang mempunyai subjective well-being (SWB) yang berbeda-beda. Subjective well-being (SWB) pada wanita dual career lebih tinggi daripada wanita single career (ibu rumah tangga). Subjective well-being (SWB) pada wanita dual career ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu k...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ARYATI, AJENG DEWI
Format: Thesis
Language:English
English
Published: 2010
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/10349/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Setiap orang mempunyai subjective well-being (SWB) yang berbeda-beda. Subjective well-being (SWB) pada wanita dual career lebih tinggi daripada wanita single career (ibu rumah tangga). Subjective well-being (SWB) pada wanita dual career ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kepuasan perkawinan. Di sisi lain, wanita dual career ini mengalami konflik peran yang dialaminya sehingga akan mempengaruhi kepuasan perkawinannya. Seorang wanita dual career dapat meningkatkan subjective well-beingnya dengan keuntungan yang ia dapat dari perannya. Namun, subjective well-beingnya juga dapat menurun karena masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepuasan perkawinan dengan subjective well-being (SWB pada wanita dual career. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara kepuasan perkawinan dengan subjective well-being (SWB) pada wanita dual career. Subjek dalam penelitian ini adalah 50 karyawati yang bekerja di PT. Telkom Divre 5 Surabaya minimal 2 tahun, sudah menikah dan mempunyai anak, usia perkawinan minimal 2 tahun, dan subjek berusia 25-50 tahun. Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan skala kepuasan perkawinan, skala kepuasan hidup (SWLS), dan skala afek positif dan afek negatif (PANAS). Metode analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh r sebesar 0,363 dengan p< 0,01, yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara variabel kepuasan perkawinan dengan subjective well-being (SWB). Semakin tinggi kepuasan perkawinan maka semakin tinggi pula subjective well-being (SWB) pada wanita dual career. Kepuasan perkawinan pada subjek penelitian ini tergolong tinggi, sedangkan subjective well-being (SWB) pada subjek penelitian ini tergolong sedang. Sumbangan efektif variabel kepuasan perkawinan terhadap subjective well-being (SWB) sebesar 13,2% sehingga masih terdapat 86,8% faktor lain yang mempengaruhi subjective well-being (SWB) di luar variabel kepuasan perkawinan.