ANALISIS POSTUR KERJA PEMBUATAN GENTENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)(STUDI KASUS : PT. TRIKARTIKA MEGAH GENTENG BETON UNION Salatiga)

Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri di Indonesia, khususnya industri kecil, masih sangat dominan. Fleksibilitas gerakan merupakan alasan kuat penggunaan tenaga manusia, terutama untuk kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling). Akan tetapi aktivitas MMH diidenti...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MULYADI, MUS
Format: Thesis
Language:English
English
Published: 2010
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/10341/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri di Indonesia, khususnya industri kecil, masih sangat dominan. Fleksibilitas gerakan merupakan alasan kuat penggunaan tenaga manusia, terutama untuk kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling). Akan tetapi aktivitas MMH diidentifikasi beresiko besar sebagai penyebab penyakit tulang balakang (Law Back Pain). Akibat dari penanganan material yang cukup berat, posisi dan postur kerja yang tidak baik serta pengulangan pekerjaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja yang tidak aman bagi tubuh manusia dan mengetahui bagaimana sikap atau postur kerja pekerja dengan tempat kerja bagi pekerja pembuatan genteng di PT. TRIKARTIKA MEGAH GENTENG BETON “UNION” Salatiga Pengumpulan data dengan melakukan studi lapangan dan wawancara terhadap pekerja untuk mendapatkan data yang diinginkan. Data tersebut adalah data postur pekerja yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, punggung dan kaki untuk dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Output yang didapat berupa kategori Action Level yang menunjukkan apakah postur kerja yang dilakukan sudah aman. Pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui nilai Action Level yang dapat memberikan rekomendasi perbaikan pada masing-masing postur kerja. Tiga stasiun kerja yang diamati yaitu stasiun pembuatan adonan dan pengeringan 100% postur berbahaya. Sedangkan pada stasiun pengepresan terdapat 66,66% postur bebahaya. Hal ini menunjukkan perlu adanya perubahan sesegera mungkin atau saat itu juga.