STUDY KASUS DROP TEGANGAN PADA PANEL UTAMA PRAMBANAN

Sistem penyaluran tenaga listrik pada panel utama Prambanan mengalami drop tegangan yang melebihi batas toleransi yang ditentukan yaitu maksimum 5 % sesuai dengan SNI 04-0225-2000, PUIL 2000. Karena meskipun tegangan kirim yang baik dapat diandalkan, namun belum mungkinkan untuk mempertahankan tegan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ANANTO, EDI
Format: Thesis
Language:English
English
Published: 2010
Subjects:
Online Access:https://eprints.ums.ac.id/10267/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Sistem penyaluran tenaga listrik pada panel utama Prambanan mengalami drop tegangan yang melebihi batas toleransi yang ditentukan yaitu maksimum 5 % sesuai dengan SNI 04-0225-2000, PUIL 2000. Karena meskipun tegangan kirim yang baik dapat diandalkan, namun belum mungkinkan untuk mempertahankan tegangan tetap pada sistem distribusi panel utama Prambanan, karena drop tegangan dapat terjadi disemua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban. Tegangan ujung penerimaan ini akan semakin rendah apabila jarak konsumen ke pusat pelayanan cukup jauh. Apabila drop tegangan yang terjadi melebihi batas toleransi yang diijinkan, maka secara teknis akan mengakibatkan terganggunya kinerja peraltan listrik konsumen seperti berbagai jenis lampu, alat-alat pemanas dan motor-motor listrik. Maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui metode yang paling ekononis untuk memperbaiki profil tegangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode perbaikan pada jaringan distribusi panel utama Prambanan dengan biaya paling murah dan mampu menganalisa suatu tegangan dalam sebuah instalasi listrik. Metode yang diusulkan dalam perbaikan drop tegangan diantaranya memperbesar luas penampang, rekonfigurasi beban pada setiap fasa, dan menambahkan trafo. Tegangan yang ada pada panel utama Prambanan sebelum adanya perbaikan pada fasa R-0 = 200 volt, fasa S-0 = 197 volt, dan T-0 = 175 volt dengan arus R= 92 A, arus S= 110 A, dan T= 147 A. Dengan membandingkan batas toleransi tegangan yang diijinkan yaitu ± 5 % dengan kenaikan tegangan yang didapatkan dari pengantian luas penampang, rekonfigurasi beban, dan penambahan trafo, maka dapat diperoleh hasil tegangan yang sesuai dan penghitungan yang paling ekonomis adalah menganti luas penampang.